Kolam Ukraina

Presiden Irpin
ilustrasi disway.(net)
0 Komentar

Tidak selamanya posisi kejepit — Gambit H-1982 akan mengoreksi kata itu menjadi terjepit— tidak enak. Turki dan Abramovich ternyata bisa banyak bermanuver dari posisi jepitannya itu.

Tentu Indonesia bisa kirim full doa: semoga berhasil. Dan Putin bisa hadir di Bali untuk KTT G20 enam bulan lagi. Siapa tahu bisa juga mampir ke Tuban —Presiden Jokowi ingin banget proyek petrochemical dengan investor Rusia tersebut segera berjalan.

Itu adalah proyek yang diimpikan Presiden Jokowi sejak awal masa jabatan yang pertama dulu. Ketika di awal masa jabatan kedua belum juga bergerak, Jokowi begitu marahnya kepada Pertamina.

Baca Juga:Uu: Bangun Desa Kolaborasikan dengan Program ProvinsiUu Minta Remaja Masjid Supaya Tingkatkan Moral, Iman dan Takwa di Era Digital

Presiden Biden memang sudah tegas menyatakan: Putin harus dikeluarkan dari G20. Indonesia tentu akan cari jalan keluarnya.

India adalah contoh ”anak nakal” yang lain. Ia masuk persekutuan pertahanan dengan negara Barat untuk Pasifik —bersama Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan Jepang— tapi tetap bersahabat dengan kawan lamanya, Rusia. Ketika Barat memboikot minyak Rusia, India terus impor minyak dari sana.

Dan Turki kini menjadi harapan baru. Memang ada keadaan yang kurang mendukung kesuksesan perundingan itu. Tiba-tiba saja, kemarin, ada keprihatinan baru: Rusia menjatuhkan rudal di dekat Kota Lviv. Tidak jauh dari perbatasan anggota NATO, Polandia —yang dulu masuk blok Uni Soviet Rusia.

Serangan baru tersebut seperti ancaman baru yang serius.

Oh, ternyata itu rudal gertak. Bukan rudal serius —meski kerusakan yang diakibatkannya sangat serius.

Di Lviv ada markas militer —termasuk militer dari banyak negara Barat. Di situ juga wartawan internasional berbasis —untuk meliput perang ini.

Rudal tersebut ternyata tidak untuk menggagalkan perundingan Turki. Itu hanya untuk mengejek Presiden Joe Biden. Yang dua hari sebelumnya berada di Polandia. Di situ Biden berbicara keras sekali ke arah Rusia. Termasuk kalimat ini: ”Putin tidak boleh punya kekuasaan lagi”.

Tafsir yang beredar: Amerika akan menggulingkan Putin dengan cara apa pun.

Baca Juga:Sekda Jabar: Pengelolaan Barang Milik Daerah Harus AdaptifWapres Apresiasi Aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa yang Diluncurkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil

Karena itu, munculnya kalimat seperti itu sampai disayangkan oleh seorang anggota kabinet Inggris: itu bisa membuat Rusia lebih agresif. Juga bisa membuat dukungan dalam negeri untuk Putin justru menguat.

0 Komentar