“Uang yang sudah diberikan gak diberikan lagi, tapi diganti sama telur, karena mereka juga tidak keberatan. Cuma itu doang gak ada yang lain lagi,” katanya.
Dirinya pun mengaku prihatin, lantaran sering kali mendapat protes dari warga. Selain karena komoditi yang busuk, juga terjadinya keterlambatan barang.
“Ini bukan modal saya, saya hanya ketitipan sama yang punya barang dari Cianjur. Tapi kalau terlambat barang dari yang punya yang disalahkan pasti saya,” tuturnya.
Baca Juga:Anggota DPRD Cianjur Bantu Semen dan Batu BrangkalSebuah Rumah Milik Warga di Karangtengah Cianjur Ludes Terbakar
Terpisah, Kepala Desa Sindangresmi, Imas, membantah, jika pihaknya diduga telah melakukan pengarahan kepada KPM.
“Khusus untuk kami pemerintah desa kepada KPM, kami tidak pernah ada intimidasi atau pengarahan kepada KPM. Tugas kami hanya mensosialisasikan adanya perubahan teknis tentang perubahan BPNT yang dulu lewat e-warong sekarang lewat PT Pos,” jelasnya.
Terkait adanya warung yang baru, Imas, menjelaskan, jika mereka sebelumnya memang sudah menjual sembako.
“Kami tidak ada rekrutmen, melainkan warung yang sudah ada sebelumnya. Pengakuan agen yang mengaku dibentuk pihak desa, itu hanya isu orang yang berkepentingan,” tandasnya.(mg1/hyt)