Regulasi Baru, YLPKN Sebut Banyak KPM BPNT Gagal Paham

Regulasi Baru, YLPKN Sebut Banyak KPM BPNT Gagal Paham
MONITORING: DPD YLPKN Jawa Barat saat memonitoring penyaluran program BPNT Tunai.(Ayi Sopiandi/Cianjur Ekspres)
0 Komentar

Salah satu KPM BST di Kampung Panagan Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, AL (38), mengaku, bingung setelah mendapatkan uang BST tapi tetap harus dibelanjakan sembako.

“Saya memang dapat BST sebesar Rp600 ribu, tapi ternyata uangnya harus kembali dibelanjakan sembako. Terus kenapa harus dirubah ke tunai kalau memang harus jadi sembako lagi, mending aturan lama dipakai,” katanya.

Sementara itu Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Cianjur, Dadan Asdiansyah, menegaskan, KPM BST yang mendapatkan bantuan harus kembali membelanjakannya ke sembako.

Baca Juga:Cegah DBD, PMI Cianjur Siap Layani FoggingAntisipasi Penimbunan, Pemkab Cianjur Bakal Cek Jalur Distribusi Minyak Goreng

“Ya, kalau tidak dibelanjakan, sanksinya akan dicoret dari penerima BST,” kata Dadan, saat dihubungi melalui pesan whatsapp, kemarin (28/2).

Dadan mengaku, saat ini banyak informasi yang diterima KPM BST tidak membelanjakan kembali uang yang diterimanya tersebut.  “Banyak informasi yang masuk ke saya, tapi memang belum bisa semua ditelusuri,” katanya.

Sementara itu, ratusan KPM BPNT di Kecamatan Takokak, mengeluh lantaran pembelian sembako tidak sesuai dengan kebutuhan mereka yang diduga akibat adanya pemaketan dari agen. Bahkan komoditi daging ayam yang mereka beli hingga kini belum juga diberikan.

Masri (buka nama sebenarnya), salah satu KPM asal Desa Sukamanah, mengatakan, setelah mendapatkan uang bantuan sebesar Rp600 ribu dirinya langsung membelanjakan ke salah satu agen di desa tersebut. Namun hingga saat ini daging tersebut belum juga diberikan.

“Kemarin, Minggu (27/2), saya langsung disuruh beli sembako, dan dikasih beras tiga karung dengan berat 10 kilo, kentang, dan kacang ijo. Uang diberikan semuanya Rp600 ribu, janjinya sore kemarin (Minggu 27/2) katanya karena dagingnya belum ada, tapi sampai sekarang belum juga ada,” ujarnya, Senin (28/2).

Dirinya mengaku kecewa, selain lantaran uang sudah diberikan di awal, namun komoditi daging yang dibutuhkan hingga sekarang belum diberikan. “Kalau kentang, kacang ijo yang tidak butuh ada duluan, tapi yang saya butuhkan daging malah tidak ada,” katanya.

0 Komentar