Cianjurekspres.net – Gagasan soal Islam Tengah yang akhir-akhir ini digaungkan Zulkifli Hasan, membuahkan hasil politis meningkatnya popularitas dan elektabilitas mengungguli Nasdem dan PKS.
Hal ini terlihat dari paparan hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) yang dilakukan pada 15-22 Februari 2022. Dimana PAN berhasil memperoleh angka keterpilihan sebesar 5.0 persen, sementara PKS cenderung menurun hanya sebesar 4.3 persen dan Nasdem 4.6 persen.
Posisi ini konsisten dengan perolehan hasil survei pada periode Agustus 2021 yang lalu, di mana PAN berhasil berada di posisi 7 dengan 5.8 persen, dan PKS 4.9 persen. Sementara Nasdem sebelumnya masih lebih unggul dari PAN yakni sebesar 7.8 persen.
Baca Juga:Survei IPO: Kepuasan Publik pada Kinerja Presiden Jokowi Meningkat di Masa PandemiResmikan Pasar Cisarua Bogor, Ridwan Kamil: Semua pasar kita perbaiki
“Peningkatan perlahan PAN jika dilihat dari urutan waktu berdekatan dengan kampanye Zulhas soal Islam tengah, terlebih memang ada semacam pertentangan opini antara kelompok Islam radikal dan plural, sehingga memungkinkan gagasan itu berbuah simpati dan dukungan publik pada Zulhas, juga PAN,” ujar Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/2/2022).
Menurut Dedi, posisi PAN dalam persepsi publik terkait keterpilihan jika Pemilu dilaksanakan hari ini tidak lagi mengagetkan, pasalnya temuan pergerakan elektabilitas PAN mulai terlihat sejak survei periode sebelumnya. Hal ini diyakini karena PAN berhasil memperkuat jaringan pemilih ditingkat bawah.
“Jika membandingkan popularitas PAN di ruang siber, perbincangan media sosial, mungkin tidak signifikan, tetapi fakta di tingkat bawah dan dalam sebaran nasional, PAN cukup disukai dan dipilih,” jelasnya.
Analisa Dedi, selain PAN, Zulhas juga alami peningkatan yang lebih baik. bahkan dalam tataran tokoh paling disukai, Zulhas mampu mengungguli nama-nama populer seperti Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, dan Puan Maharani.
“Ini penanda baik, bahwa Parpol yang populer karena promosi politik di ruang maya dan udara, masih dapat diimbangi secara signifikan oleh Parpol yang lakukan kerja langsung di masyarakat, pelibatan publik dalam aktivitas politik diperlukan guna meneguhkan elektabilitas,” katanya.