Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKP) Cianjur, Cepi Rahmat Fadiana, mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi untuk menganggarkan perbaikan jembatan tersebut.
“Kemarin sudah rapat, kita kaji dulu untuk perbaikannya, karena itu kan dibangun oleh Pemprov Jabar jadi tidak bisa sembarangan. Tapi kita usahakan secepatnya akan segera terealisasi,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, kondisi serupa juga dialami belasan anak di Desa Wangunjaya, Kecamatan Naringgul, Cianjur harus bertaruh nyawa untuk bisa mengenyam pendidikan atau sampai sekolah setiap harinya dengan melintasi jembatan gantung yang terbuat dari bambu.
Baca Juga:Nakes Terbatas, Dinkes Cianjur Kewalahan Kejar 60 Persen Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua untuk UmumHarga Sayuran di Pacet Cianjur Anjlok, Petani: Boro-boro untung kembali modal sudah alhamdulillah
Mereka harus ekstra hati-hati agar tidak terjatuh sehingga bisa sampai di sekolahnya yakni SDN Datarmuncang, Desa Malati. Bahkan tidak jarang beberapa anak diantaranya enggan ke sekolah terutama saat musim hujan tiba lantaran takut.
Jembatan gantung yang terbuat dari bambu itu membentang sepanjang kurang lebih 15 meter diatas aliran Sungai Cikondang yang memiliki kedalaman lebih dari tujuh meter.
Para orang tua pun mengaku khawatir lantaran bisa saja sewaktu-waktu jembatan tersebut ambruk saat dilewati anak sekolah.
Asep Sumpena (50) salah satu orang tua siswa, mengatakan, ada sebanyak 13 siswa dari dua kampung yang melewati jembatan tersebut yakni Kampung Tisuk dan Rancasusuh.
“Jadi jembatan itu akses satu-satunya untuk sampai ke sekolah SD Datarmuncang di Desa Malati, tidak ada lagi jalan lain. Jaraknya pun sekitar 2 kilometer untuk sampai ke sekolah,” ujarnya, Minggu (23/1).
Selain anak sekolah, ungkap Asep, jembatan tersebut juga menjadi akses utama bagi masyarakat di dua kampung tersebut untuk bertani maupun menjual hasil tani mereka.
Dirinya berharap, pemerintah segera membangun jembatan tersebut secara permanen demi memperlancar dan meningkatkan ekonomi warga setempat.
“Kasihan anak-anak sekolah dan warga, setiap harinya harus menantang maut, apalagi kalau musim hujan tiba, air kali Cikondang naik sehingga menyebrangi jembatan sangat berbahaya,” ungkapnya.
Baca Juga:Ridwan Kamil Disebut Sebagai Representasi Nasional Orang SundaRidwan Kamil Canangkan Kawasan Emisi Bersih
Sementara itu, Irfan Maulana (9) salah seorang siswa SD Datarmuncang, mengaku takut terutama saat musim hujan air sungai sering meluap ditambah kondisi jembatan menjadi licin.
“Kalau musim hujan kadang-kadang tidak sekolah karena takut jatuh, kecuali diantar bapak,” tandasnya. (mg1/hyt)