Cianjurekspres.net – Puluhan ton tomat hasil panen di Kampung Citawon, Desa Girimukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur dibuang petani. Hal tersebut dilakukan buntut anjloknya harga jual yang terus menurun.
Informasi yang dihimpun dari petani, harga jual tomat anjlok hingga mencapai 80 persen. Karena kesal, mereka akhirnya membuang hasil panen tomat sebanyak kurang lebih 20 ton.
Salah seorang petani tomat asal Kampung Citawon, Uu (60), mengatakan, sebelumnya harga tomat mencapai Rp5 sampai Rp6 ribu per kilogram. Namun saat ini harganya anjlok mencapai Rp1.500 per kilogram.
Baca Juga:Pemerintah Tak akan Terapkan PPKM Level 3 di Semua Wilayah Saat NataruAntisipasi Peningkatan Kasus Covid-19 saat Nataru, Pemerintah Terapkan Strategi Pengendalian Berlapis
“Kami kesal karena harga jualnya yang terus-terusan mengalami penurunan, sehingga tomat yang baru dipanen dibuang,” ujarnya, Selasa (7/12).
Menurutnya, terus menurunnya harga tomat terjadi sejak sebulan yang lalu. Lantaran, ungkap Uu, banyaknya stok barang padahal di sejumlah pasar mengalami kekosongan.
“Penyebab pastinya kurang tahu, tapi kemungkinan karena banyaknya stok barang, sehingga harga tomat dipasaran terus mengalami penurunan,” katanya.
Akibat harga jual tomat yang terus mengalami penurunan, dirinya mengaku telah mengalami kerugian hingga puluhan juta karena tidak sebanding dengan biaya tanaman dan perawatan hingga panen.
“Biaya untuk satu pohon tomat, yaitu sebesar Rp10 ribu, dengan hasil panen mencapai 4 sampai 5 kilogram, sedangkan harga jualnya saat ini hanya Rp1.500 per kilogram. Tentunya hal itu membuat para petani mengalami kerugian,” ucap Uu.
Uu menambahkan, saat ini pun pupuk dan obat untuk merawat pohon tomat harganya terus mengalami kenaikan sehingga terkadang sulit untuk didapatkan.
“Saya harap pemerintah, dinas serta institusi terkait untuk segera melakukan sejumlah upaya agar tidak terus mengalami kerugian seperti sekarang,” tandasnya.(mg1/hyt)