Cianjurekspres.net – Kopi Wanoja adalah kelompok tani yang diinisiasi oleh enam petani perempuan di Kabupaten Bandung sejak 2013. Seiring dengan perkembangannya, kini sudah 98 orang yang tergabung sebagai mitra petani di Kopi Wanoja dan 48 diantaranya adalah petani milenial berusia 18-39 tahun.
Sistem pertanian yang dilakukan oleh Kopi Wanoja sejak awal sudah terintegrasi dari hulu hingga hilir. Peningkatan ekonomi, efisiensi dan produktivitas komoditi pun dapat ditekan secara maksimal.
Ketua Kelompok Tani Kopi Wanoja, Eti Sumiati bercerita, anak muda (milenial) yang tergabung di Kopi Wanoja sangat memiliki peran penting untuk proses digitalisasi saat ini. Terutamanya saat kelompok tani asuhannya berhasil menjadi bagian dari Bank Indonesia 2019 lalu.
Baca Juga:Ditentukan BPN, Pembebasan Lahan KCJB Tak Bisa AsalMelestarikan Kebudayaan Wayang Potehi di Bumi Pertiwi Nusantara
Nene Eti, sapaan akrabnya, semenjak menjadi binaan dari UMKM Bank Indonesia Jawa Barat banyak dukungan yang ia terima seperti peralatan mesin huller, sutton hingga gedung untuk tempat proses produksi.
“Berkat itu proses produksi kami dari hulu ke hilir semakin cepat dan jumlah produksi pun menjadi bertambah. Di tahun lalu, 2020, kami mampu memproduksi lebih dari 120 ton ceri tapi karena faktor cuaca di tahun ini hanya mampu memproduksi 80 ton ceri,” jelas pensiunan dari ASN BKKBN kepada Cianjur Ekspres Net, Minggu (14/11/2021) malam.
Namun, lanjut Nene Eti, tidak ada kerugian secara meteril karena kurangnya produksi di tahun ini. Hal ini dikarenakan belum masuknya ke tahap produksi. “Itu membusuk dan rusak sebelum dipanen, jadi tidak ada kerugian untuk produksi,” tambahnya.
“Kebetulan program yang dimiliki oleh Bank Indonesia selalu sesuai dengan kebutuhan kami. Tapi prosesnya benar-benar tidak mudah, banyak hal perlu dipersiapkan karena kami memang mengintegrasikan sektor pertanian yang dikelola secara terpadu,” imbuhnya.
Nene Eti mengungkapkan, saat ini Kopi Wanoja sudah masuk ke e-commerce, mengembangkan website serta adanya e-Katalog adalah bentuk dari proses digitalisasi Kopi Wanoja.
“Saya dan beberapa petani berusia lanjut tidak ikut banyak terlibat soal digitalisasi. Jadi soal digitalisasi tugasnya mereka (petani milenial). Mereka yang tergabung pun sebenarnya adalah anak-anak dari para petani yang meneruskan jejak orangtuanya, artinya pertanian juga kini memiliki masa depan cerah kalau terus adanya regenasi seperti ini,” jelasnya.