PEMERINTAH Kabupaten Cianjur menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi dari tanggal 25 Oktober 2021 hingga 31 Mei 2022, sebagai upaya antisipasi dan percepatan dalam penanganan bencana.
“Status siaga bencana ini mulai berlaku saat ini hingga akhir Mei 2022 nanti,” ujar Bupati Cianjur, Herman Suherman, Selasa (9/11).
Menurut Herman, penetapan status siaga bencana hidrometeorologi tersebut dilakukan karena wilayah Kabupaten Cianjur memiliki risiki kebencanaan yang tinggi. Dari mulai, banjir, tanah longsor, angin kencang hingga pergerakan tanah dan gelombang tinggi.
Baca Juga:SMAN 1 Cianjur Menjadi Salah Satu dari 100 SMA/SMK yang Lulus UTBK TerbanyakTugas Pokok, Hak dan Kewajiban DPRD
“Ini dilakukan sebagai antisipasi dini agar tidak menimbulkan kerugian materil ataupun korban saat bencana terjadi sewaktu-waktu,” jelasnya.
Sementara itu berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur 1 Oktober hingga 4 November 2021, tercatat telah terjadi 27 kejadian bencana alam dari mulai angin kencang, banjir, pergerakan tanah hingga longsor di 10 kecamatan.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Sudrajat mengatakan, sebagai langkah antisipasi pihaknya sudah menyiagakan 1.800 Relawan Tangguh Bencana (Retana) yang tersebar di 360 desa ditambah koordinator di setiap kecamatan.
“Kita sudah laksanakan koordinasi dengan pihak kecamatan dan desa serta Retana yang ada di wilayah masing-masing. Antisipasinya, membuat imbauan kepada masyarakat menyikapi perubahan cuaca pengaruh dari La Nina,” katanya, kemarin (9/11).
Selain mengimbau masyarakat, nantinya Retana juga bertugas untuk melakukan asessmen ketika terjadi bencana sekaligus melakukan pencegahan dengan mengungsikan warga ke lokasi yang lebih aman. “Jadi, Retana akan memonitoring kejadian bencana apa saja yang sering terjadi di desanya masing-masing,” jelas Asep.
Sedangkan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Cianjur, Muhammad Taufik Zuhrizal, mengatakan, dari sederetan peristiwa bencana alam yang melanda Cianjur rata-rata terjadi di wilayah Selatan, seperti Kecamatan, Sukanagara, Campaka, Campakamulya dan Takokak. Sedangkan sisanya terjadi di wilayah Kecamatan Cibeber, Karangtengah, Cipanas dan Pancet.
“Tercatat dari Senin (1/11) hingga Selasa (2/11) saja tercatat sudah ada sebanyak 14 kejadian bencana alam yang terjadi di berbagai titik, terutama di Cianjur selatan,” katanya.
Baca Juga:Dalam Semalam, Delapan Rumah di Ciloto Dibobol MalingJembatan Cisokan II Bukti Sejarah Kegigihan Para Pejuang
Menurutnya, dari beberapa titik bencana, sejumlah warga di Desa Campakawarna, Kecamatan Campakamulya yang terkena pergerekan tanah telah diungsikan.