SEPANJANG akhir Oktober hingga awal November tahun ini beberapa bencana melanda Kabupaten Cianjur. Bencana yang disebabkan oleh badai La Nina hingga membuat Kabupaten Cianjur termasuk kategori darurat bencana ekstrem.
Beberapa bencana Cianjur termasuk kategori hidrometeorologi yang diakibatkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin sehingga menyebabkan banjir, tanah longsor, pergerakan tanah.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur M. Taufik Zuhrizal mengungkapkan, bencana yang kini marak terjadi di Cianjur disebabkan oleh badai tropis La Nina.
Baca Juga:Puluhan Rumah Terendam Banjir Lumpur, BPBD: Hanya Urug BiasaIdentitas Jasad Korban Tenggelam Mulai Terkuak
“Betul, bahwa kejadian bencana beberapa hari ini di kabupaten Cianjur merupakan dampak dari iklim badai tropis La Nina sehingga berdampak pada cuaca buruk,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/11).
Taufik menjelaskan, dampak dari badai tersebut menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi dan berpotensi menyebabkan longsor dan pergerakan tanah.
“Menyebabkan banyak terjadinya longsor dan pergerakan tanah, potensi kebencanaanya di kabupaten Cianjur diketahui banyak daerah perbukitan tinggi,” kata dia.
Diketahui Badai yang berasal dari seputaran laut australia ini muncul 5 tahun sekali dan bergantian dengan Badai El Nino.
“Akibat badai La Nina diprediksikan cuaca ekstrem terjadi hingga bulan Mei 2022. Malah bulan Januari hingga Mei akan lebih tinggi intensitas curah hujannya,”paparnya.
BPBD juga mengimbau masyarakat agar selalu waspada dengan kemungkinan terjadinya bencana yang disebabkan Badai La Nina.
“Kami dari BPBD mengimbau kepada seluruh masyarakat siap siaga jika memang mereka berada di daerah rawan terjadi hujan, lebih dari satu jam untuk segera mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman,” tutupnya. (dik/sri)