Ekspor dan Investasi Unggul, Jabar Masih Punya Banyak Tantangan

Ekspor dan Investasi Unggul, Jabar Masih Punya Banyak Tantangan
ilustrasi
0 Komentar

Ina menyarankan investasi di lokasi-lokasi potensial lain untuk  menurunkan ketimpangan antardaerah. Kemduian Jabar pun harus meningkatkan frekuensi promosi keunggulan komparatif ke luar negeri.

“Perlu dibuat sistem informasi terintegrasi sebagai pusat Supply Chain Nasional di Jawa Barat untuk mempertemukan kebutuhan investor dan fasilitas yang tersedia,”cetusnya.

Sementara itu, Ketua Harian KPED Jabar Ipong Witono menambahkan, webinar ini merupakan wujud kolaborasi pembangunan di Jabar.

Baca Juga:Jusuf Kalla Lantik Atalia Praratya Jadi Dewan Kehormatan PMI Jawa BaratiBBIZ BRI, Internet Banking Bisnis Mudahkan Pengelolaan Keuangan Mitra Merchant

Webinar dan diskusi, kata Ipong, akan berkelanjutan dalam sebuah program maupun pembahasan solusi masalah-masalah perekonomian. Salah satunya penyelenggaraan West Java Invesment Summit (WJIS) yang ketiga 21-22 Oktober 2021.

Sedangkan Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengingatkan soal momentum Indonesia Emas pada 2045, di mana visi besarnya akan diwujudkan melalui industri 4.0.

“Cita-cita tersebut bukan mimpi saja tapi berdasarkan kemampuan yang Indonesia miliki saat itu. Indonesia dapat menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada tahun 2045 jika dapat kembali mencapai tingkat pertumbuhan melalui titik inisiatif,”kata dia.

Pertama, ketangguhan. Kedua, produktivitas dan kreativitas, ketiga, peningkatan kemampuan dan yang paling penting eksekusi yang kuat dan sempurna.

Potensi Jabar dalam pemulihan ekonomi nasional, kata Arsjad,  yaitu dalam investasi dan rantai pasokan nasional. Posisi Jabar yang strategis mendukung efisiensi investasi dengan hadirnya kota Metropolitan Rebana dengan Pelabuhan Patimban. Dengan  kombinasi teknologi 4.0 Jabar akan menjadi jendela automotif Indonesia. (rls/nik)

0 Komentar