Cianjurekspres.net – Kebijakan dynamic balancing dan kondisi kekebalan tubuh masyarakat mulai meningkat sejalan dengan percepatan vaksinasi, beberapa indikator pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, termasuk Kabupaten Sumedang mengindikasikan peningkatan.
Kabupaten Sumedang menjadi wilayah yang berbatasan dengan Kota Bandung. Sehingga, jika melihat rata-rata perekonomian di Kabupaten Sumedang telah berkontribusi terhadap PDRB jawa Barat 1,7%. Kontribusi ini berpotensi terus meningkat didorong oleh sektor ekonomi utama pendorong pertumbuhan Kabupaten Sumedang yaitu sektor pariwisata, pertanian dan industri.
Sebagai informasi, saat 2020 perekonomian Jawa Barat yang secara keseluruhan mengalami tekanan akibat pandemi, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumedang pun mengalami kontraksi sebesar -1,12% (yoy), jauh di bawah tahun sebelumnya yang mencapai 6,33% (yoy).
Baca Juga:Kadisdikbud Cianjur Dipanggil KPK, Himam Haris: Hanya Minta Data Pengelolaan Anggaran 2020-2021Empat Kereta Lokal Kembali Dijalankan, Berikut Persyaratannya
Sehingga, sebagai salah satu upaya pemulihan ekonomi melalui percepatan digitalisasi untuk peningkatan daya saing dan pemberdayaan ekonomi, termasuk pengendalian inflasi bagi kesejahteraan masyarakat, pada Rabu (22/9/2021), Bank Indonesia Jawa Barat bekerja sama dengan Pemkab Sumedang melakukan High Level Meeting (HLM).
Agenda HLM membahas berbagai isu strategis untuk mengoptimalkan momentum pemulihan ekonomi Kabupaten Sumedang, khususnya melalui percepatan digitalisasi secara holistik.
Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Herawanto menyebut, untuk mengoptimalkan momentum pemulihan ekonomi Kabupaten Sumedang ada 5 kunci utama pemulihan ekonomi yang senantiasa dilakukan bersama melalui sinergi pentahelix dengan pemerintah daerah, lembaga (otoritas), masyarakat, pelaku usaha, media massa dan akademisi.
“Kelima kunci utama tersebut adalah membangun positive mindset dan semangat sinergi, menjaga keberimbangan pasar, mendorong kinerja sisi supply khususnya pada sektor ekonomi utama, menghidupkan pariwisata secara terukur, menjaga kelancaran investasi, dan membangkitkan UMKM, mendorong daya beli masyarakat, serta percepatan digitalisasi ekonomi,” ucap Herawanto dalam keterangan tertulisnya,.
Khusus terkait rekomendasi kelima, transformasi digital, menjadi langkah penting yang harus dilakukan secara terintegrasi, terstruktur dan massif.
“Transformasi digital dalam jangka pendek sangat relevan sebagai sebuah solusi di masa pandemi, dan dalam jangka menengah panjang menjadi katalisator peningkatan daya saing dan pencapaian cita-cita untuk mewujudkan visi Jawa Barat sebagai provinsi digital,” imbuhnya.