Kasus DBD di Cianjur Per Agustus 2021 Turun

Dibanding Tahun Sebelumnya, Kasus DBD di Cianjur Per Agustus 2021 Turun
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal.
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Angka kasus penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Cianjur per Agustus 2021, cenderung menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Dinas Kesehatan mencatat, angka kematian akibat DBD di Tahun 2020 sebanyak 7 kasus dengan diagnosa yang terpapar mencapai ratusan orang. Sedangkan per Agustus 2021, angka kematian hanya 3 kasus dengan diagnosa puluhan.

“Alhamdulillah, untuk kasus DBD di Kabupaten Cianjur, tahun ini paling sedikit kasusnya dibandingkan dengan tahun 2020, turunnya jauh sekali sampai beberapa ratus persen,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal, Minggu (8/8) seperti dilansir dari Harian Umum Cianjur Ekspres.

Baca Juga:Terus Bantu Penanggulangan Covid-19, BRI Dukung Konser Amal Indonesia TangguhIngin Punya Imunitas Bagus? Jangan Tidur Terlalu Larut

Ia mengatakan, antisipasi kasus DBD di Kabupaten Cianjur gencar di laksanakan, karena merupakan kasus infeksi yang bersumber dari lingkungan. Oleh karena itu, kata Yusman, harus dilakukan gerakan bersama dengan masyarakat untuk membersihkan lingkungan masing-masing.

“Antisipasinya kita harus bersama warga membersihkan lingkungan. Selain itu melakukan pemberantasan sarang-sarang nyamuk, ini yang paling penting,” ucap Yusman.

Menurutnya, hal yang penting lainnya yakni membersihkan area yang tertutup dan tergenang oleh air, sehingga di situlah tempat yang menjadi sarang nyamuk. “Operasi jumsih juga di masing-masing wilayah harus lebih di giatkan kembali,” ujarnya.

Yusman menjelaskan, data yang di ambil merupakan data yang ada di rumah sakit, dengan diagnosa hasil dari laboratorium yang berupa antigen khusus untuk DBD.

“Sampai dengan saat ini, kasus yang terdiagnosa DBD hanya mencapai puluhan, dan data itu betul-betul data yang sudah terdiagnosa di rumah sakit, bukan di Puskesmas,” papar Yusman.

Menurut Yusman, data kasus DBD yang ada di Puskesmas itu tidak pasti, karena diagnosanya hanya di ukur dari gejala yang mirip dengan DBD. “Yang pasti itu hasil data dari rumah sakit,” paparnya.(hyt/yis/sri)

0 Komentar