Cianjurekspres.net – Perubahan budaya perilaku semenjak pandemi Covid-19 tidak hanya tentang menjaga protokol kesehatan, melainkan dalam membuat karya arsitektur.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta para arsitek beradaptasi agar tidak terlalu banyak disentuh tangan atau jari menghindari transmisi virus.
Misalnya mendesain rumah dengan pintu terbuka otomatis tanpa harus disentuh. Kemudian tombol lift di gedung- gedung harus dapat bergerak tanpa disentuh jari.
Baca Juga:Uu: Generasi Muda di Jabar Harus Punya Jiwa PatriotismeCuaca Buruk, Sudah Sebulan Ratusan Nelayan di Jayanti Cianjur Berhenti Melaut
“Ini adalah perubahan gaya hidup masyarakat setelah Covid-19,” kata Emil (sapaan akrabnya Ridwan Kamil) dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/8/2021).
Kemudian, arsitek harus mampu mendesain tempat kerja yang dekat dengan tempat hiburan dan tempat tinggalnya. Ini sesuai dengan konsep work–life–play yang di antaranya akan diterapkan di Rebana Metropolitan.
“Dulu tinggal, kerja, dan bermain di tiga tempat berbeda, mari kita pikirkan agar tinggal di situ, cari hiburan di situ, kerja di situ. Apalagi tipe arsitek yang bisa mendeliver kerjaan beres di mana pun dikerjakan sehingga firma-firma arsitektur juga harus menyesuaikan,” kata Emil.
Kemudian, para arsitek juga harus menyesuaikan tentang budaya solidaritas yang saat ini sedang naik. Arsitek dapat membuat desain rumah sakit, puskesmas, hingga klinik yang lebih ramah disabilitas dan juga fasilitas yang bagus.
“Jadi peduli kesehatan lewat desain puskesmas yang lebih bagus, klinik-klinik yang lebih ramah disabilitas, rumah sakit yang lebih bagus,” jelasnya.
Arsitek juga harus mengetahui tren terkini. Misalnya tren minibus yang didesain sebagai kamar sehingga masyarakat bisa berpergian dan staycation di mana pun.
“Sekarang lahir juga mobil glamping itu ranah-ranah desain yang perlu kita pikirkan juga. Banyak minibus yang dikonversi sebagai kamar sehingga bisa berpergian jaga jarak, staycation tanpa harus di hotel tapi juga bisa menginap,” pungkasnya.(rls/nik)