Secara khusus, Airlangga juga menyampaikan bahwa para ulama, habaib dan kiai juga membantu menjelaskan bahwa anjuran pemerintah di zona merah saat perayaan Idul Adha.
Mantan Menteri Perindustrian itu juga menuturkan sesuai ketentuan dari Menteri Agama, Airlangga menjelaskan bahwa Shalat Idul Adha di zona merah dilakukan di rumah masing-masing dan pemotongan hewan dilakukan di rumah pemotongan hewan.
“Itu semata-mata untuk mengurangi kerumunan, kalau RPH penuh sebaiknya pemotongan di tempat terbuka. Hanya petugas dan panitia korban dengan protokol ketat harus dihindari, pembagian sebaiknya diantar ke rumah warga langsung,” jelas Airlangga.
Baca Juga:Protokol RakyatMendagri Tegaskan Penegakkan Hukum PPKM Harus Tegas, Humanis dan Manusiawi
Airlangga juga menghaturkan terima kasih kepada para habaib, ulama dan kiai karena telah meluangkan waktu mendoakan negara Indonesia segera terbebas dari pandemi COVID-19.
Ia mengakui, bahwa acara doa bersama seperti Majelis AH ini sangat bermanfaat bagi seluruh masyarakat. “Semoga masyarakat Indonesia dilindungi dan dihindarkan dari penyakit. Masyarakat dan pemerintah menjadi negara yang baldatun thoyyibatun wa rarobbun ghofur,” kata Airlangga kepada para jamaah Majelis AH.
Sementara itu, Pimpinan Majelis AH, KH Nusron Wahid mengungkapkan makna dari nama Majelis Ahlul Hidayah adalah golongan orang yang dapat petunjuk.
Majelis AH dibentuk juga untuk mendoakan Airlangga Hartarto agar diberi kekuatan dalam menjalani tugas sebagai Ketua PCPEN dan amanah yang lebih tinggi.
“Semoga diberi kesadaran kesehatan, agar kita terlindungi, petunjuk agar bersama dengan pemerintah untuk mendukung dan mendoakan pemerintah dan Airlangga sebagai penanggung jawab PCPEN. Tujuannya supaya Indonesia kembali pulih, masyarakat beraktivitas seperti sedia kala,” kata mantan Ketum GP Ansor ini.
Dalam acara yang bertema Badai Covid-19 “Pasti Berlalu: Indonesia Sehat, Ekonomi Bangkit” itu dihadiri oleh 33 ulama, habaib dan kiai khos.(ant/hyt)