Cianjurekspres.net – Sudah hampir setahun lebih kegiatan belajar mengajar secara daring dilakukan. Berbagai kendala pun banyak dihadapi oleh siswa, orangtua dan guru.
Seperti yang dirasakan Miftah (10) siswa yang duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar ini mengaku semenjak belajar daring ia sering bangun siang. “Bangunnya siang, kan enggak sekolah,” ungkapnya kepada Cianjur Ekspres, Selasa (13/7).
Miftah mengaku selama pembelajaran dilaksanakan secara daring, banyak dibantu oleh orangtua. Bahkan, ketika diberikan tugas oleh guru, dia meminta bantuan kepada orangtuanya. “Kalau belajar sama mamah dibantu,” ungkapnya dengan polos.
Baca Juga:Sibuk Ou YenWajib Prokes Ketat, Begini Tata Cara Pemotongan Hewan Kurban Di Tengah Pandemi
Sementara itu, Ibunda Miftah, Dewi mengatakan selama pembelajaran dilakukan secara daring banyak kendala yang dihadapi. Mulai dari kebiasaan anak yang sering bangun siang, hingga orangtua yang langsung membantu membimbing anak selama pembelajaran daring.
“Ia, anak saya semenjak belajar secara daring, anak saya bangunnya kadang suka siang. Kadang susah juga kalau dibangunin,” ungkap Dewi.
Dewi mengatakan, selama daring, dia juga sering membantu membimbing pelaksanaan belajar anaknya. Karena belajar secara daring, anaknya sulit untuk menangkap pembelajaran. “Kalau belajar daring kan kadang tugas yang diberikan guru itu, anak saya kadang tidak terlalu memahami. Makannya saya bimbing juga biar anak saya bisa ngerti tentang pelajaran yang diberikan gurunya,” ungkapnya.
Selain itu, kendala yang dihadapi saat belajar daring juga diungkapkan oleh Nia. Ia mengaku terkadang sudah menangkap materi yang diberikan oleh guru, karena berbagai kendala.
“Kadang kan banyak kendala juga. Seperti jaringan, misal pas lagi belajar, eh sinyalnya gak ada. Terus kalau nanya lagi kan kasian siswa yang lain harus ngulang, kan makan waktu juga,” ungkapnya.
Nia mengatakan, terkait dengan kuota dia mengaku ada pemberian dari sekolah. Namun, kebanyakan beli sendiri dari jatah uang jajan yang diberikan orangtuanya.
“Dari sekolah dikasih, kartu perdana juga di kasih dari sekolah, cuman tidak sering. Kalau beli kuota mah seringnya pakai uang jajan,” tuturnya.
Baca Juga:Denda Pelanggar PPKM Darurat di Cianjur Terkumpul Rp47,2 JutaEmil: Warga Isoman Akan Dikirimkan Obat Gratis
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Cianjur terpilih Moch Ginanjar mengatakan, ada plus minus saat pembelajaran dilakukan dengan sistem daring atau online. Satu sisi guru bisa menyampaikan materi pengajaran kepada siswa, sisi yang lain siswa belum tentu bisa menerima pembelajaran yang sampaikan secara daring.