Dian Covid Kedua

1000 Tahun
ilustrasi disway.(net)
0 Komentar

Dian tentu juga menulis kisah kembali terkena Covid di Facebook-nyi. Dia ceritakan bagaimana dia dijemput ambulans sampai pakai pengawal. Dian sempat bertanya kok pakai pengawal segala. Ternyata itu masalah teknis semata: sirine ambulansnya lagi mati. Maka Dian merasa nyaman di ambulans itu. Suara sirine kadang justru membuat pasien tertekan.

Apakah Dian punya komorbid? “Dulunya tidak. Setelah kena Covid Oktober lalu saya menjadi punya darah tinggi,” tulis Dian pada saya. Pernah tekanan darahnyi sampai 191/100. Itu waktu baru masuk rumah sakit pakai ambulans tanpa sirine itu. Wow. Tinggi sekali. “Tadi sudah 140/92,” tulisnyi Minggu sore kemarin.

Dian tidak tahu kenapa bisa terkena Covid lagi. Dia tidak pernah memeriksakan darah: apakah angka imunitasnyi habis setelah enam bulan sembuh dari Covid.

Baca Juga:PPKM Skala Mikro Diperpanjang Hingga 17 Mei 2021Plt Bupati Cianjur Minta Polisi Secepatnya Tangkap Pelaku Pembuat Surat Rapid Tes Antigen Palsu

Mestinya semua orang yang pernah terkena Covid memiliki imunitas. Angkanya memang bervariasi. Tiap orang tidak sama. Saya termasuk yang rajin memonitor seberapa cepat penurunan angka imunitas pada diri saya.

Mungkin setelah enam bulan terkena Covid imunitas Dian habis. Dia pun bisa terkena Covid lagi. Apalagi kalau Covid yang belakangan itu Covid varian baru.

Dian belum tahu Covid jenis apa yang kini menyerang dirinyi. Semoga rumah sakit terus melakukan penelitian sebagai pelajaran bagi banyak orang.

Kemarin itu adalah hari keempat Dian di rumah sakit. Memang masih batuk-batuk, tapi tekanan darah sudah membaik. Kadar oksigen dalam darahnya juga baik: 95.

Dian ini orangnyi asyik. Dia dinamis dan gesit –khas wartawan atau aktivis perjuangan.

Dian kelihatannya mewarisi darah ayahnyi: AM Fatwa. Yang sudah terkenal sejak menjadi staf Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Fatwa ikut Ali Sadikin –termasuk menandatangani Petisi 50. Itulah sebabnya Fatwa dianggap anti Presiden Soeharto.

Saat Fatwa di dalam penjara, Dian sudah besar. Ia ingin jadi wartawan TV. Tapi semua stasiun TV milik keluarga atau kerabat Cendana. Sulit bagi musuh Cendana untuk bisa masuk ke dalamnya.

Baca Juga:Hardiknas 2021, Ini Harapan Plt Bupati CianjurKAI Berikan Bantuan untuk Porter Stasiun

Tapi Dian itu cerdas. Dia akhirnya diterima di RCTI dengan syarat: jangan mencantumkan kata Fatwa di belakang nama Dian. Bidang liputannyi pun dibatasi: bukan bidang politik.

0 Komentar