Upaya yang dilakukan pemerintah berupa penerapan lockdown di berbagai daerah nampaknya membuahkan hasil. Terjadi pengurangan sebesar 50% gas dan gas CO di China. Hal ini disebabkan karena ditutupnya beberapa industri dan berkurangnya mobilitas transportasi dari sebelum masa pandemi. Gas merupakan gas yang terbentuk dari emisi bahan bakar fosil , dimana sekitatr 80% gas dihasilkan dari kendaraan bermotor. Gas dapat menyebabkan hujan asam dan gangguan pernapasan. Selain itu dengan berkurangnya konsumi pemakaian gas juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) . Gas rumah kaca yang dihasilkan secara berlebihan akan mengakibatkan menipisnya lapisan ozon di atmosfer dan dapat menyebabkan pemanasan global (global warming ). Kondisi pandemi juga berhasilkan menurunkan permintaan minyak. Dilansir dari International Energy Agency (IEA), permintaan minyak berhasil menurun dari 435.000 barel secara global. Kualitas air di berbagai negara berkembang memang masih menjadi perhatian. Namun berdasarkan data yang diperoleh dari Pengendalian Pen bcemaran Uttarakhand India, sungai Gangga dan Yamuna berhasil menungkat tingkat kejernihannya. Parameter kualitas air di India pun telah memenuhi standar kualitas air minum yang dapat langsung digunakan tanpa harus dilakukan perlakuan. Hal ini disebabkan karena beberapa industri ditutup. Banyak industri yang membuang limbahnya langsung ke sungai tandpa adanya perlakuan khusus terlebih dahulu dan ini memang sangat membahayakan. Pengurangan aktivitas ekspor-impor jalur laut pun turut mengurangi emisi dan tingkat pencemaran laut.
Kehidupan kota sangat erat sekali dengan kebisingan. Kendaraan yang berlalu lalang, suara mesin untuk kontruksi, suara pesawat di bandara, suara kereta api merupakan contoh faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya polusi suara. Selain dapat menyebabkan ketidaknyamanan, suara ini sangat berbahaya bagi kesehatan seperti gangguan pendengaran, gangguan kognitif, gangguan dan juga penyakit kardiovaskular. Dengan adanya lockdown pandemi, tmgkat kebisingan di kota-kota besar dapat dikurangi. Seperti yang dilaporkan oleh stasiun metro Govindpuri, tingkat kebisingan di India berkurang sekitar 50-60 dB dari 100 dB. di masa pandemi ini sector pariwisata mengalami kemorosotan jumlah pengunjung sehubungan dengan diberlakukannya pembatasan dan penguncian daerah. Hal ini memeberikan dampak baik bagi lingkungan, karena penumpukan imbah dapat dikurangi karena tak jarang kita melihat berbagai samppah dibuang sembarangan di tempat-tempat wisata. Selain itu emisi yang dihasilkan dari hotel-hotel berbintang pun merupakan salah satu penyumbang emisi karbon yang tinggi.