Status Gunung Semeru Masih ada Letusan

Status Gunung Semeru Masih ada Letusan
0 Komentar

Cianjurekspres.net–PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan gempa letusan masih terjadi di Gunung Semeru.
Berdasar laporan pos pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur yang diterima PVMBG pada periode pengamatan Minggu (17/1) pukul 00.00–06.00 WIB, terdengar tiga kali suara letusan atau gemuruh.
”Aktivitas kegempaan Gunung Semeru terekam sebanyak delapan kali gempa letusan dengan amplitudo 11–21 mm,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan seperti dilansir dari Antara.
Dia menjelaskan, untuk gempa guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 3 mm, sedangkan hembusan sebanyak tiga kali, dan gempa tremor harmonik sebanyak tiga kali. Secara visual, Gunung Semeru dominan tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati.
Pada periode pengamatan pukul 06.00–12.00 WIB, terekam gempa letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 15 mm. Gempa embusan sebanyak tujuh kali dengan amplitudo 3–6 mm dan dua kali gempa tremor harmonik.
”Secara visual letusan, hembusan, dan asap tidak teramati karena gunung tertutup kabut,” terang Hendra.
Hendra mengatakan, status Gunung Semeru pada level II atau waspada, sehingga masyarakat diimbau untuk mematuhi rekomendasi PVMBG.
”Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara,” tutur Hendra.
Masyarakat juga diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar, di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
”Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,” ujar Hendra.
Sementara itu Ketua DPD A.A. La Nyalla Mahmud Mattalitti meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) cepat memberikan informasi kebencanaan kepada masyarakat sekitar Gunung Semeru. Sebab, sewaktu-waktu bisa bergejolak lagi.
”BNPB harus cepat tanggap terhadap informasi kebencanaan atau early warning system yang harus diterima masyarakat untuk meminimalisasi dampak erupsi,” kata La Nyalla.
Senator dari Dapil Jawa Timur itu juga meminta kepada tagana, pemerintah daerah, dan pihak terkait lain, selalu siaga jika sewaktu-waktu bencana tiba. Salah satunya adalah menyiapkan posko pengungsian jika masyarakat terpaksa harus dievakuasi.

0 Komentar