Ini Penyebab Angka Perceraian di Cianjur Meningkat Selama Pandemi Covid-19

Ini Penyebab Angka Perceraian di Cianjur Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Suasana Pengadilan Agama Cianjur.
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Hakim Pengadilan Agama (PA) Cianjur, Fajar Hermawan mengatakan, jumlah angka perkara perceraian yang masuk ke PA Kabupaten Cianjur selama masa pandemi didominasi hampir 80 persen dari faktor ekonomi.
“Selama pandemi Covid-19 faktor perceraian didominasi dari memang yang paling tinggi itu dari faktor ekonomi, hampir 80 persenan lah. Dari beberapa kasus yang kami tangani, memang ketika kami tanyakan ke pihak itu, faktor ekonomi. Suami tidak bekerja, tidak ada uang akhirnya cek cok lah,” kata dia kepada Wartawan, Rabu (2/9).
Ia menyebut, jumlah perkara perceraian dari Januari hingga per 31 Agustus 2020 mencapai 2.809. Dari jumlah tersebut 2.349 cerai gugat dan 460 cerai talak. Sementara jumlah perkara perceraian pada 2019 per 31 Agustus mencapai 3.011, 2.576 cerai gugat dan 435 cerai talak.
“Artinya memang menurun dibandingkan dengan tahun lalu, karena selama masa pandemi ini kami di PA membatasi pelayanan. Intinya meksipun angka perceraian didominasi dari ekonomi, namun kita belum bisa mengambil kesimpulan, dampaknya belum bisa diketahui sekarang, mungkin dalam beberapa bulan ke depan akan ketahuan,” katanya.
Ia juga menuturkan, yang jelas dalam surat gugatan itu disebabkan karena faktor ekonomi, dan tidak menyebutkan secara spesifik ekonomi ini akibat dampak dari pandemi.
Baca Juga: Ekonomi Dominasi Penyebab Perceraian di Cianjur
“Rata-rata sama faktor ekonomi. Walaupun sebenarnya dalam perceraian bisa jadi ekonomi dijadikan senjata untuk bercerai. Alasan tidak bisa memberikan nafkah, tidak memberikan uang, padahal uang ada dan ternyata si suaminya mempunyai istri lain,” tuturnya
Ia juga menilai bahwa di masa pandemi ini pasti ada pengaruhnya terhadap angka perceraian. Namun belum bisa diketahui sekarang.
“Untuk ekonomi ini kami menduga ada keterkaitan dengan pandemi. Tapi sebenarnya dalam rumah tangga itu moralitas. Orang itu kalau mempunyai moral yang baik, agama yang baik, ketika ada cobaan kekurangan ekonomi masih bisa eksis, bisa terus berusaha, istrinya pun bisa menerima dan bersabar dengan keadaan,” pungkasnya. (job3/sri)

0 Komentar