Cianjurekspres.net – Munculnya sosok Gilar Budi Raharja sebagai Bakal Calon Wakil Bupati Cianjur di Pilkada 2020, kembali menjadi bukti keberhasilan Partai Keadilan Sejahtera dalam melakukan pendidikan politik sekaligus kaderisasi.
Gilar maju sebagai bakal calon wakil bupati mendampingi Lepi Ali Firmansyah dari PKB yang notabene menjadi bakal calon bupati. Pasangan muda yang mengusung tagline “PEMIMPIN BARU-BERUBAH BABARENGAN” ini sudah diperkenalkan di Gedung Juang 45 bertepatan dengan momen peringatan HUT RI ke-75, Senin (17/8/2020) malam.
“Ini membuktikan PKS bisa dan sudah melakukan satu pendidikan politik terhadap kadernya. Sehingga ada kader yang mau dan mampu untuk menjadi calon kepala daerah, itu poin pentingnya,” ujar Ketua DPD PKS Kabupaten Cianjur, Wilman Singawinata kepada Cianjurekspres.net, Selasa (19/8/2020).
Baca Juga:KBM Tatap Muka Ditunda, Plt Bupati Cianjur: Saya Ingin Guru di Swab TestPemkab Cianjur Salurkan Bansos Bagi Pekerja yang Dirumahkan, Ini Nominalnya
Sehingga menurutnya, kedepan akan ada gairah untuk kader-kader lain bahwa aktif di partai mempunyai peluang dan kesempatan untuk dicalonkan menjadi anggota legislatif ataupun kepala daerah.
“Partai politik itu harus berkontribusi, momennya di Pilkada. Maka partai politik harus berkontribusi menghadirkan kader partainya untuk ikut serta dalam Pilkada itu. Tinggal partai politik berhasil gak membina, mendidik kadernya untuk menjadi pimpinan baik Presiden, Gubernur atau Bupati. Itu tugas partai sebagai pendidikan politik,” tandas Wilman.
” Kalau partai politik mengambil orang dari luar kader, berarti itu kegagalan kaderisasi di partai politik,” imbuhnya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cianjur itu mengungkapkan, PKS di Pilkada Cianjur 2005 tidak mencalonkan kader sebagai calon bupati maupun wakil bupati karena hanya memiliki tiga kursi di legislatif.
Baru pada pilkada 2010, PKS mencalonkan kadernya Dadan Suryanegara sebagai wakil Dadang Sufianto. Sedangkan di Pilkada 2015, parpol terkonsentrasi ke nama figur. Ada dua, IRM (Irvan Rivano Muchtar) dan Suranto, sehingga PKS tidak punya celah bahkan teman untuk berkoalisi menghadirkan kader.
“Jadi kondisi tahun 2015 yang lalu, kita betul-betul antisipasi. Kita tidak ingin partai kita hanya menjadi pengusung orang lain. Sehingga 2020 kita mengusung kader kita sendiri,” jelas Wilman.
Wilman sangat bersyukur di Pilkada 2020, PKS mempunyai teman koalisi (PKB) yang sama-sama mempunyai visi dan keinginan untuk mempersembahkan kadernya menjadi kandidat di Pilkada 2020.