Ridwan Kamil Minta Milenial Tinggal di Desa

Ridwan Kamil Minta Milenial Tinggal di Desa
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Berdasarkan hasil kajian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, sektor jasa mengalami penurunan mencapai 4,8 persen, dan sektor industri manufaktur menurun 4,2 persen, akibat pandemi Covid-19.
Pertanian terkoreksinya hanya 0,9 persen. Menandakan pertanian ini tangguh selama Covid-19. Terutama, dikombinasi dengan perdagangan digital.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Ridwan Kamil mengklaim untuk ekonomi masa depan, adalah balik kanan lagi ke bidang pertanian. Tapi dengan 4.0. Itulah masa depan Jawa Barat yang akan kami skenariokan,” ucapnya.
“Sehingga, kepada milenial yang baru lulus, melihat Covid-19 begini mending tinggal di desa, tapi rezeki kota, dan bisnis mendunia. Jauh dari penyakit, tapi dekat dengan rezeki,” kata Emil (sapaan Ridwan Kamil) dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/6/2020).
Emil melaporkan, selama kegiatan ekonomi dibuka, pergerakan lalu lintas meningkat.
“Itu menandakan pergerakan ekonomi sudah terjadi, dan kita berharap di akhir Desember (2020) ekonomi Jawa Barat tidak seperti yang diprediksi terburuk, yaitu di bawah nol, tapi kita masih bisa ada diangka 2 sampai 2,5 persen,” katanya.
Dinilai rentan memiliki penyebaran cukup cepat, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat akan memfokuskan rapid test di pasar tradisional, destinasi wisata, dan stasiun atau terminal.
melaporkan, sebanyak 69 dari 1.540 pelaku perjalanan di Kawasan Puncak, Kabupaten Cianjur, reaktif rapid test. Pengetesan tersebut berlangsung di lima titik selama dua hari, Sabtu (20/6/20) dan Minggu (21/6/2020).
“Sehingga, saya mengimbau masyarakat untuk menahan diri berwisata. Kami akan terus meningkatkan kewaspadaan. Mereka yang reaktif akan di-follow up dengan swab test,”
Menurut Emil, protokol kesehatan Adabtasi Kebiasaan Baru (AKB) sudah mulai diterapkan dalam kegiatan ekonomi, seperti yang terpantau di sejumlah pasar tradisional, dan destinasi wisata.
“Tinggal kepatuhan masyarakat. Sementara saya imbau sebelum ada instruksi, maka yang namanya wisatawan hanya diperbolehkan sementara masih dari wilayah Jawa Barat saja,” pungkasnya.(rls/**)

0 Komentar