Cianjurekspres.net – Informasi soal penanganan dan data kasus virus Korona (Covid-19) kepada publik di Cianjur dinilai tidak transparan. Hal ini merujuk berbedanya jumlah kasus positif di website laman Covid-19 Cianjur dengan yang di laman Pikobar Jabarprov. Jika di di cianjur lima kasus positif, sedangkan yang tercatat di Pikobar Jabarprov ada 13 kasus.
Menanggapi hal ini, Direktur Politic Social and Local Goverment Studies (Poslogis) Kabupaten Cianjur, Asep Toha menyebutkan informasi penanganan Covid-19 wajib transparan baik anggaran maupun data sehingga dinilai masih tabu.
“Akibatnya memaksa kita untuk curiga, jangan-jangan hanya untuk menjaga image Plt bupati agar dibilang sukses nangani Covid-19 di Cianjur,” kata Asto panggilan akrabnya, Rabu (27/5/2020).
Asto mengatakan, ketidaktransparasian data kasus Covid-19 tercermin dari perbedaan jumlah positif yang
diposting pada laman Covid-19 Cianjur sebanyak 5 kasus, sementara pada laman pikobar Jabarprov sebanyak
13 kasus.
Baca Juga: PSBB Cianjur Berakhir 29 Mei, Dilanjut atau New Normal?
“Selisihnya hingga 8 kasus. Tentu ini jadi pertanyaan publik, mana yang benar,” katanya.
Menurutnya, jangan sampai publik terpaksa mencurigai Plt Bupati Cianjur bahwa pihaknya menjaga
seakan-akan berhasil menekan angka positif di Cianjur hingga hanya 5 orang saja yang positif, padahal
semuanya ada 13 orang.
“Jadi, terbuka saja apa adanya, sehingga bisa melakukan antisipasi baik Gugus Tugas maupun masyarakat,”
ujarnya.
Selanjutnya, hingga Selasa 26 Mei 2020 Pukul 12.00 Wib, terdapat 36 orang yang meninggal dunia. Yaitu
ODP 10 orang, PDP 25 orang, dan Konfirmasi Positif 1 orang. Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan
(GTPP) Covid-19 seharusnya menjelaskan ke publik kasus per kasus, kemudian bagaimana hasil pemeriksaan
swab dan PCR-nya.
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil penelusurannya terhadap yang PDP dari 36 orang yang meninggal dunia
tersebut hanya dipublis dan dijelaskan ke publik sebanyak 9 kasus. Sementara 25 orang PDP meninggal
dunia, yang telah ditelusuri hanya 8 kasus.
“Dari jumlah tersebut hanya 2 kasus yang diketahui hasil swabnya negatif. Pertama, R berusia 33 tahun
dari Kecamatan Pacet, meninggal dunia pada tanggal 17 April. Kedua, jenis kelamin perempuan berusia 49
tahun masih dari Kecamatan Pacet, meninggal dunia tanggal 24 April. Sisanya kita tidak tahu apakah