Cianjurekspres.net – Panitia Khusus LKPJ Bupati Cianjur 2019 yang dibentuk DPRD menemukan fakta masih adanya kondisi kurang baik pada jalan mantap dengan jenis lapisan penetrasi (Lapen).
Hal tersebut terungkap dalam Rapat Paripurna Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Cianjur 2019 yang digelar daring, belum lama ini.
Juru Bicara Pansus LKPJ Bupati 2019, M Isnaeni mengatakan berdasarkan laporan dari Pemkab Cianjur kondisi mantap jalan mencapai 62,33 persen atau 832.211 km atau meningkat 19,70 persen dari tahun sebelumnya sebesar 52,07 persen atau 666.558 km.
“Fakta di lapangan, kami menemukan kondisi jalan yang termasuk kondisi mantap dengan jenis penanganan lapis penetrasi. Pada beberapa permukaan badan jalan kondisinya kurang baik,” kata Isnaeni.
Secara tegas Politisi Partai Golkar itu mengatakan, bahwa penanganan jalan dengan dilapisi aspal (hotmix) tidak akan bertahan lama.
“Atas kondisi ini kami berpendapat penanganan jalan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan beton agar umur jalan mantap lebih lama,” papar Isnaeni saat membacakan hasil laporan Pansus LKPJ.
Di sisi lain, Isnaeni mengungkapkan Tim Pansus LKPJ memberikan apresiasi program penataan jalan di sekitar wilayah Kota Cianjur.
“Akan tetapi tentunya hal ini tidak hanya mengedepankan faktor estetikanya saja dan mengabaikan ketersediaan drainase sebagai unsur penunjang yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air. Sehingga di saat musim hujan ruas jalan yang ada di wilayah Kota Cianjur menjadi banjir,” katanya.
Sebelumnya, pada rapat pansus jelang Paripurna LKPJ di Gedung DPRD Kabupaten Cianjur, Senin (4/5). Kepala Bidang Jasa Konstruksi dan Bina Teknik Dinas PUPR Kabupaten Cianjur, Wisnu Ardianto mengungkapkan, kondisi jalan mantap di Cianjur meski sudah mencapai 62 persen dan melampaui target 60 persen jika dibanding dengan kabupaten kota di Jawa Barat rankingnya masih dibawah.
“Walaupun sudah memenuhi target renstra (Rencana Strategis), dibanding pencapaian kabupaten kota di Jabar, masih ketinggalan. Artinya sisa jalan yang masih rusak butuh di 100 persen kan mencapai optimalisasi kondisi mantap,” katanya.
Menurutnya, sisa jalan yang jelek perlu di 100 persen kan untuk mendukung secara signifikan pencapaian wilayah berkembang. Wisnu menambahkan, jika diganti dengan konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) relatif murah dibandingkan dengan Rigid Pavement atau perkerasan jalan dengan cara beton. Sehingga jangkauan ke wilayah yang jalannya jelek akan lebih banyak.