Cianjurekspres.net – Sedikitnya 200 warga Cianjur menjalani perawatan medis akibat terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Bahkan dua diantaranya dinyatakan meninggal.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal mengatakan, pihaknya tidak menyingkirkan kejadian DBD yang ada di Kabupaten Cianjur meskipun saat ini sedang berperang melawan Covid-19.
“Kami juga tidak melupakan DBD yang sangat rentan dengan perubahan musim. Apalagi musim pancaroba itu harus diantisipasi,” tuturnya.
Selain itu, ia pun menyebut ada beberapa daerah yang mengalami peningkatan kasus. Namun, ia tidak menyebutkan secara rinci.
“Beberapa daerah sudah ada peningkatan kasus DBD. Kami tetap waspada dari P2P kita selalu terus melaksanakan penyemprotan dan sosialisasi tentang upaya mencegah,” ungkap dia.
Baca Juga: Positif Covid-19 di Cianjur Bertambah 2 Kasus
Yusman menyebut ada beberapa desa yang memiliki kasus DBD di Cianjur. Namun, menurutnya jika dibandingkan tahun lalu, data tersebut lebih kecil atau cenderung menurun.
“Kalau desa mungkin ada beberapa tapi dibandingkan dengan tahun kemarin, peningkatannya lebih kecil. Upaya masyarakat juga seperti gerakan pembersihan sarang nyamuk sangat efektif harusnya masyarakat tidak melupakan,” katanya.
Bahkan, pasien DBD pun masih bisa dirawat di puskesmas yang menyediakan rawat inap. Namun, jika gejala memuburuk perlu penanganan khusus di rumah sakit.
“Karena kalau DBD itu ada golden periode (pertumbuhan dan perkembangan) itu ada di hari keempat dan kelima harus waspada dengan shock hipopolemik itu yang harus diwaspadai,” katanya.
Baca Juga: Imbas Korona, Mudik Dilarang, Begini Suasana Terminal Pasir Hayam Cianjur
Agar bisa terhindar dari DBD, dr Yusman mengimbau masyarakat untuk bisa melakukan pembersihan sarang nyamuk bersama-sama, sehingga tak ada genangan air.
“Masyarakat harus bisa melakukan pembersihan sarang nyamuk bersama-sama bisa di Jumat Bersih yang dipimpin RT RW agar lingkungan tidak ada genangan terutama di genangan berbahan bukan tanah itu penting sekali,” tukasnya.
Menurutnya, hingga saat ini sudah ada sekitar 200 orang yang dirawat akibat DBD. Sebagian diantaranya sudah pulang dan menjalani pemulihan. “Kalau yang meninggal ada dua orang,” paparnya. (yis/sri/*)