Kisah Keluarga Pensiunan Satpol PP Huni Rumah Panggung Reyot di Pinggir Jurang di Cianjur

Kisah Keluarga Pensiunan Satpol PP Huni Rumah Panggung Reyot di Pinggir Jurang di Cianjur
0 Komentar

Asep mengaku jika dirinya anak dari pensiunan PNS, namun menurutnya, bukan berarti anak pensiunan semua mampu. “Bisa dilihat sendiri, rumah seperti ini, diisi oleh 11 orang, tapi saya belum pernah dapat bantuan. Baru-baru ini saya memang diminta foto copy KK oleh pak RT, tapi saya tidak tahu untuk apa?,” terangnya.
Sementara itu, Monalisa (14) anak dari Iis Nurhimat, mengaku pasrah harus hidup serba kekurangan. Ia mengaku saat ini duduk di bangku kelas 8 di SMP Almadinah.
“Waktu masih aktif sekolah, saya dikasih uang Rp10 ribu. Yang Rp4 ribunya dipakai untuk ongkos, dan Rp6 ribunya digunakan untuk makan siang di sekolah kadang itupun masih kurang,” kata Monalisa.
Monalisa mengatakan, jika sudah besar nanti. Ia ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses, dengan begitu bisa membahagiakan keluarganya. “Saya ingin jadi pengusaha yang sukses. Saya juga ingin membahagiakan kedua orangtua dan adik-adik saya,” tandasnya.
Kepala Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang Ira mengatakan bahwa bantuan yang diberikan pemerintah saat ini memang sangat terbatas baik itu PKH, BPNT dan juga bantuan Covid-19 dari Provinsi Jabar.
“Pada prinsipnya, bantuan hingga saat ini belum ada yang turun. Melainkan bantuan sembako yang dari Dinsos,” kata Ira, saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Ira mengatakan, bantuan yang sudah turun dari Dinsos per setiap RT-nya hanya 21 KK. Adapun untuk datanya diambil langsung dari data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Bantuan sumbernya dari 9 pintu yang digelontorkan pemerintah, baik itu dari Gubernur dan juga bantuan dari Presiden (Banpres) hingga saat ini desa sudah mendata sebanyak-banyaknya atau sesuai dengan kebutuhan di lapangan, yakni dengan kategori kurang mampu dan lain sebagainya.
“Bantuan yang kita ajukan di luar PKH, dan BPNT ke Provinsi Jabar kita ajukan sebanyak-banyaknya. Akan tetapi pada kenyataannya, list kuota bantuan Covid-19 dari Jabar hanya 33 KK. Jadi, kami sebagai kepala desa sangat gerah karena tidak sesuai dengan harapan,” katanya.
Ira mengatakan, saat ini pihaknya akan kembali melakukan evaluasi ulang data yang sebenar-benarnya agar data atau bantuan tersebut benar-benar tepat sasaran. “Jangan yang sudah dapat bantuan, dapat lagi bantuan kasian warga lainnya yang benar-benar belum mendapatkan bantuan dari pemerintah,” pungkasnya.(Ayi Sopiandi/*)

0 Komentar