IPM Cianjur 2019 Naik Jadi 65,38, Tapi Masih Terendah se Jawa Barat

IPM Cianjur 2019 Naik Jadi 65,38, Tapi Masih Terendah se Jawa Barat
Ilustrasi Gedung Kantor BPS Kabupaten Cianjur.(Rida R Azizah/cianjurekpres.net)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Kabupaten Cianjur masih berada di peringkat terakhir daftar Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari 27 kabupaten dan kota se Jawa Barat, meski data tahun 2019 menunjukkan kenaikan sebesar 65,38 dibandingkan tahun 2018 yakni 64,62.
“IPM Cianjur kondisi terakhir tahun 2019 sebesar 65,38, ada kenaikan dari sebelumnya 64,62. Secara akumulatif selisih 0,76 dibanding tahun 2018. Masih di peringkat terakhir di Jawa Barat dari 27 kota kabupaten,” tandas Kasi Neraca dan Analisis Statistik, BPS Kabupaten Cianjur, Warji Permana saat dihubungi cianjurekspres.net, Kamis (23/4/2020).
Meskipun posisi terakhir, jelas Warji, Cianjur masih unggul dari sisi percepatan peningkatan IPM dibandingkan dengan Kabupaten Kuningan, Sumedang, Subang, Kota/Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Cirebon, Depok, Cimahi dan Banjar.
Naiknya IPM Cianjur tahun 2019, menurutnya, tidak terlepas dari program yang sudah dilakukan pemerintah daerah. “Salah satunya pembentukan PKBM, bahkan sampai menjamah lingkungan pesantren yang bisa mendongkrak rata-rata lama sekolah,” tutur Warji.
Baca: IPM Cianjur Terpuruk, Maksimalkan APBD
Warji mengungkapkan, kenaikan IPM Cianjur 2019 dipengaruhi meningkatnya tiga indikator utama, yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi.
Khusus di sektor pendidikan, harapan lama sekolah tahun 2019 sebesar 11,98 point dibanding tahun sebelumnya 11,90, meningkat 0,08. Begitu juga dengan rata-rata lama sekolah di tahun 2019 sebesar 6,97, dibandingkan tahun 2018 sebesar 6,93, meningkat 0,04.
Sedangkan pada sektor Kesehatan, Umur Harapan Hidup tahun 2019 sebesar 69,91 dibanding tahun sebelumnya 69,70, ada peningkatan 0,21 poin.
Sementara di Sektor Ekonomi, dari sisi pengeluaran perkapita ada peningkatan dibandingkan tahun lalu. Dimana untuk tahun 2019 sebesar Rp8,2 juta per Jiwa, lebih tinggi dari tahun 2018 yakni Rp7,8 juta per jiwa.(Herry Febriyanto)

0 Komentar