CIANJUR – Maenpo, aliran silat khas Cianjur ternyata lebih berkembang di luar daerah bahkan hingga ke luar negeri, ketimbang di daerah asalnya. Hal ini sangat disayangkan R.H. Azis Asy’arie selaku Pewaris Maenpo.
“Sebenarnya, orang-orang luar daerah atau negeri yang hobi bela diri, mereka lebih tertarik dengan Maenpo dan terus dikembangkan, sayang sekali kalau di Cianjur sendiri minim peminat apalagi tidak mengenal dan mempelajari pencak silat Maenpo ini,” katanya kepada cianjurekspres.net, Sabtu (22/2/2020).
Silat Maenpo itu sendiri dikatakan Azis atau sapaan akrabnya Abah justru berkembang di Yogyakarta, Bandung, Jakarta hingga ke luar negeri seperti Italia dan Perancis.
Ia pun mengaku pernah mewakili Indonesia untuk memperkenalkan Maenpo Cikalong di sebuah acara di Italia dan Perancis yang langsung diundang oleh UNESCO pada tahun 2015 silam.
“Ini sebuah pengakuan luar, Maenpo atau Martial Art yang mereka kenal itu sudah mendunia sebenarnya. Tapi karena memang mungkin di Cianjur sendiri peminatnya masih minim, jadi tidak begitu diketahui banyak orang,” jelasnya.
Hal tersebut kemudian membuat banyak pelestari Maenpo lebih fokus menyebarkan berbagai jurus tersebut di luar kota dan luar negeri. Namun pihaknya menilai wajar perkembangan Maenpo lambat di Cianjur karena banyak yang membuka paguron (perguruan) di luar Cianjur.
Abah Azis pun saat ini terus melakukan pembinaan ke sejumlah pelajar sekolah dasar yang dilatih menjadi cikal bakal penerus silat di Cianjur.
“Kalau saya tetap mengajarkan Maenpo ini apalagi kepada anak-anak yang nantinya akan menjadi pewaris dan penerus silat di Cianjur,” tambahnya.
Ia menjelaskan, proses pembelajaran dan pembekalan budaya kepada warga mempunyai tahapan, sehingga harus dibarengi dengan kepedulian pada budaya-budaya Cianjur.
Meski begitu, Azis mengaku selama ini Maenpo tidak akan menjadi lebih besar jika dibandingkan dengan perguruan bela diri lainnya, apalagi dengan banyaknya jenis bela diri dari luar negeri yang lebih banyak diminati.
“Ada keunikan sendiri Maenpo dibanding bela diri lainnya, yaitu Maenpo Cikalong mengandalkan rasa, bukan hanya kekuatan. Sehingga untuk mengajar sedikit orang saja susah,” ungkapnya.