Hasan pun menyoal janji pemerintah untuk dibuatkan kantin atau stan khusus bagi para pedagang di area Taman Alun-Alun Cianjur.
“Waktu baru diresmikan dulu pemerintah pernah janji buat para pedagang dibuatin semacam kantin lah, katanya di tahun 2020, tapi sampai sekarang enggak ada,”jelasnya.
Meski pernah terjadi kerusakan Taman Alun-Alun karena sampah, Hasan mengatakan, PKL bukanlah faktor utama penyumbang sampah, lantaran iapun mengingatkan kepada pembeli agar sampah plastik maupun sisa makanan dibuang pada tempatnya.
“Soal sampah yang berserakan, gak bisa disebut kita penyumbang sampah. Karena kami pun tertib, malah kami juga memperingatkan kepada pembeli untuk tidak membuang sampah sembarangan, balik lagi ke kedisiplinan masing-masing,”cetusnya.
Hasan dan PKL lainnya hanya bisa berharap agar usaha berjualan sebagai penyambung hidupnya tidak akan terganggu dan pemerintah akan lebih tergugah lagi hatinya untuk mencarikan solusi yang tepat bagi kemakmuran masyarakat khususnya masyarakat bawah.
“Ada perasaan seneng mau dibuka lagi tamannya, tapi kami juga khawatir kalau kami akhirnya tidak bisa berjualan disini. Cuma bisa berharap semoga pemerintah bisa lebih tersentuh lagi hatinya untuk memerhatikan nasib masyarakat kelas bawah seperti kita, minimal dicarikan solusi agar usaha kita tidak terhalang,”pungkasnya.(rid/hyt)