CIANJUR – Perbaikan Taman Alun-Alun Cianjur akan segera selesai, Pemkab Cianjur berencana untuk lebih memperketat lagi pengamanan terkait tata tertib untuk berkunjung.
Kabag Umum Sekretariat Daerah, Doni Herdyana mengatakan pemasangan banner maupun papan bertuliskan tata tertib akan ditempatkan di beberapa titik, kemudian Satpol PP akan selalu bertugas di sekitarnya hingga larangan bagi pengunjung untuk membawa sampah.
Selain itu, Pemkab juga memerintahkan untuk tidak adanya lagi sewaan mainan seperti scooter atau sepeda di area taman kepada anak-anak dan juga dilarangnya pedagang untuk berjualan di sekitarnya.
Bahkan, rumput-rumput yang diganti dan diperbaharui dikatakan Dodi akan dilarang untuk diinjak.
“Semuanya demi kebaikan bersama, fasilitas umum yang harus kita jaga salah satunya dengan beberapa aturan tersebut, jangan sampai rusak lagi, mari dibaga bersama,” kata Dodi kepada cianjurekspres.net, Kamis (20/2/2020).
Terkait dilarangnya berjualan di Taman Alun-Alun Cianjur, Dodi menerangkan hal itu sudah diperingatkan sejak pertama kali diresmikannya Taman Alun-Alun Cianjur, namun para pedagang tetap datang lagi meski sudah ditangani oleh Satpol PP.
“Sebenarnya kalau larangan berjualan itu sudah dari awal, tapi ya mau gimana lagi. Sudah ditangani oleh Satpol PP, tapi mereka terus datang lagi, memang tidak semudah itu,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, salah seorang pedagang kaki lima yang biasa berjualan di area Alun-Alun Cianjur, Hasan (28), warga Selakopi, Kelurahan Pamoyanan, merasa nasib PKL tidak diperhatikan. Sebab, berdagang merupakan caranya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Hasan mengatakan, PKL juga merupakan rakyat kecil yang harus diperhatikan dan disejahterakan. Kalaupun para PKL terpaksa diusir dari trotoar sekitaran Taman Alun-Alun Cianjur, setidaknya ia bersama pedagang lainnya ingin diberikan tempat atau solusi lain untuk tetap berjualan.
“Kalau soal larangan memang kita juga sering banget dilarang sama Satpol PP, memang kita yang ngeyel tetap jualan disini, tapi kalau gak dari jualan disini kita dapat uang darimana? Kenapa ga coba dibuatkan tempat lain untuk tetap kita berjualan? Kami juga rakyat kecil yang harus disejahterakan, kami tidak minta uang, tapi cukup akses buat bisa usaha,”bebernya.