CIANJUR – ‘Demokrasi di Persimpangan Jalan’, inilah judul yang diangkat dalam buku karya magister hukum sekaligus aktivis hukum dan demokrasi, Firman Mulyadi.
Buku yang saat ini sedang dalam proses pencetakan tersebut, rencananya diluncurkan pada Januari 2020.
Dalam sinopsisnya, penulis mengulas tentang tiga isu besar dan penting yang dielaborasi dalam buku ini.
Baca Juga:Fraksi PKB: 9 Tahun Cireks, Konsisten Kawal Demokrasi Cianjur9 tahun Cireks, Susilawati: Semakin Bersinar dan Terpercaya
Pertama, munculnya asumsi yang keliru bahkan berbahaya bahwa dalam sistem demokrasi, “Suara Rakyat adalah Suara Tuhan” (vox populi, vox Dei).
Padahal jika dibanding sifat Tuhan Yang Maha Benar, bukankah suara rakyat mayoritas bisa keliru, bias, bahkan dibeli? Dengan demikian, belum tentu suara rakyat adalah suara kebenaran, bijaksana, dan ideal apalagi sama dengan suara Tuhan (vox Dei).
Kedua, apakah Indonesia negara hukum sekaligus negara demokrasi, negara hukum sekaligus bukan negara demokrasi, atau negara demokrasi sekaligus bukan negara hukum?. Pertanyaan ini penting dijawab, sebab akan berimbas pada sikap negara ini dalam memosisikan hukum dan kehendak rakyat.
Terakhir isu yang ketiga, ketika kebijakan parpol bertentangan dengan aspirasi rakyat, lalu kemanakah Anggota DPR harus memihak?
Sebab, faktanya, Anggota DPR merupakan Wakil Rakyat sekaligus Kader Parpol. Terutama dengan adanya sanksi kebijakan Pergantian Antar Waktu / PAW (recall) dari parpol terhadap Anggota DPR, maka kuasa para elit parpol terhadap Anggota DPR tampak lebih digdaya dibanding kuasa rakyat terhadap Anggota DPR.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bahkan memberikan kata sambutan dalam buku ‘Demokrasi di Persimpangan Jalan’. Termasuk Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang berkenan memberikan kata pengantar.
“Awal Januari buku beres di cetak, kisaran minggu kedua paling lambat,” kata Firman saat dihubungi cianjurekspres.net, Jumat (27/12/2019).
Baca Juga:Bahas Banjir, Jepang akan Kirim Staf ke IndonesiaOmid Nazari Bertahan di Persib
Terkait peluncuran buku ini, Firman mengaku akan dilakukan sesudah proses cetak selesai.(hyt)