Obligasi Daerah Jawa Barat Perlu Langkah Awal

0 Komentar

BANDUNG – Mendorong lahirnya obligasi daerah memerlukan langkah perdana penerbitan instrumen pembiayaan, hal tersebut disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pusat, Ir. Hoesen dalam Seminar Nasional Obligasi Daerah Provinsi Jawa Barat 2019 bertema ‘Inovasi Pembiayaan untuk Akselerasi Pembangunan di Jawa Barat’.
Hoesen menjelaskan, ketepatan pemilihan projek pembangunan dinilai sebagai titik krusial dalam upaya mendorong lahirnya obligasi daerah. Untuk langkah perdana penerbitan instrumen pembiayaan, Jawa Barat dapat mempertimbangkan memulai penerbitan obligasi daerah bagi proyek yang mudah, kecil skalanya sehingga risiko yang ada bisa terukur.
“Seringkali muncul ke khawatiran kerap kali hendak mendapatkan setujuan dari DPRD, karena memang penerbitan obligasi daerah belum pernah sekalipun dilakukan di tanah air,” ujarnya di Laboratorium Manajemen dan Bisnis (LM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Minggu (22/12/2019).
Saat ini, Hoesen mengaku sudah berupaya meningkatkan pemahaman mengenai obligasi daerah sebagai alternatif pembiayaan. Mengingat kebutuhan infrastruktur enam kali lipat lebih besar dibandingkan kemampuan daerah untuk meminjam. Peningkatan pemahaman tersebut, diakuinya sangat penting karena kendala utamanya terletak di aspek tersebut
“Kendalanya dipemahaman mengenai hutang. Ini persoalan persepsi saja karena periode pejabat pemerintah ada waktunya, misalnya tiga tahun lagi akan selesai masa jabatannya namun akan menerbitkan hutang yang usianya lima tahun,” ucapnya.
Kemudian, lanjutnya, karena belum pernah berhutang takut bertanggung jawab, takut salah. Krena kekhawatiran ini yang seringgkali dipermasalahkan.
Meski kekhawatiran tersebut merupakan hal yang wajar, menurut Hoesen, ketimbang hanya tertahan pada tataran diskusi maka sebaiknya untuk menjawab kekhawatiran tersebut daerah dapat mencoba langsung dengan menerbitkan. Dengan demikian, akan banyak pelajaran yang bisa diperoleh.
“Orang tidak akan bisa belajar kecuali melakukan. Kalau sebelumnya tidak mahir maka akan menjadi mahir, bisa lihat bagaimana BJB dulu dikelola ketika sebelum dan bagaimana sekarang setelah IPO. Jabar ini sudah punya role model,” pungkasnya.(nik)

0 Komentar