JAKARTA – Pemerintah Rusia menjadikan upaya penguatan hubungan dagang dan investasi sebagai fokus dalam hubungan bilateral dengan Indonesia pada 2020.
Wakil Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Oleg V Kopylov, dalam press briefing yang digelar di Jakarta pada Rabu mengatakan bahwa Indonesia dan Rusia telah menikmati hubungan yang sukses dan produktif selama 2019, namun kerja sama kedua negara dalam bidang ekonomi, dagang, dan investasi masih perlu diperkuat.
Kopylov menyebut nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Rusia pada 2019 cenderung meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Total perdagangan kedua negara tahun ini diperkirakan dapat mencapai 3 miliar dolar AS.
“Belum ada angka pasti, namun kami memperkirakan angka perdagangan akan mencapai 3 miliar dolar AS,” kata Oleg, Rabu (18/12/2019).
Meski demikian, dia meyakini kedua negara masih memiliki potensi untuk memperkuat hubungan dagang dan investasi. Rusia pun terus berusaha untuk memaksimalkan potensi yang ada dengan Indonesia.
Dia menyebut dalam satu tahun terakhir, Rusia telah meningkatkan impor atas salah satu komoditi unggulan Indonesia, yakni minyak kelapa sawit. Nilai ekspor minyak kelapa sawit (CPO) asal Indonesia ke Rusia diperkirakan mencapai 800.000 dolar AS pada 2019.
“Kami akan terus menjaga (impor CPO) ini,” ujarnya.
Wadubes Kopylov pun menyampaikan bahwa Rusia tak berencana untuk mengurangi impor CPO dari Indonesia meski komoditas tersebut tengah menghadapi masalah pembatasan di Uni Eropa.
Lebih lanjut, dia mengatakan hubungan Indonesia dan Rusia dalam bidang ekonomi akan dapat diperkuat ke depannya melalui perjanjian kerja sama strategis yang rencananya akan menjadi salah satu agenda utama dalam kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Indonesia pada 2020.
Putin dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada tahun depan, namun pihak Kedubes Rusia di Jakarta belum dapat memastikan tanggal kunjungan Presiden Rusia itu.(ant/nik)