CIANJUR – Pantai Tipar yang berlokasi di Desa Sinarlaut, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur ternyata masih “Perawan” dan belum dikelola maksimal sebagai salah satu destinasi wisata alam di kawasan Cianjur Selatan.
Informasi yang dihimpun cianjurekspres.net, hamparan Pantai Tipar membentang sepanjang kurang lebih 15 km berbatasan dengan Desa Mekarsari dan Desa Wangunjaya, Kecamatan Agrabinta.
Kondisi saat ini, Pantai Tipar baru dikelola secara swadaya oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) Tipar. Mereka sudah menanam pohon cemara udang dan kelapa yang berfungsi sebagai peneduh. Pantai ini juga menawarkan pemandangan indah dari atas Bukit Ragadiem.
“Kondisi Pantai Tipar ini mungkin 90 persen masih alami “Perawan”, masih belum dijamah. Kalaupun ada penataan, baru menanam pohon cemara udang dan pohon kelapa. Namun hanya tersisa 20 persen yang masih tumbuh,” kata Dewan Pembina Pokmas Tipar, Jevernando, Rabu (11/12/2019).
Diungkapkannya, selain menyuguhkan pemandangan pantai yang indah. Pantai Tipar juga memiliki kawasan hutan mangrove, namun sayang banyak yang mati karena terendam air akibat tertutupnya akses aliran sungai ke muara Pantai Tipar.
“Pantai Tipar memang memerlukan sentuhan dari arsitek wisata bahari, sehingga lebih layak lagi menjadi tempat dan tujuan wisata,” kata Anggota DPRD Kabupaten Cianjur tersebut.
Politisi Partai Demokrat itu mengaku sangat konsen dengan pengembangan Pantai Tipar, karena meyakini bahwa wilayah Cianjur Selatan bisa maju. Salah satunya dengan menciptakan tempat wisata yang bisa dikunjungi oleh masyarakat banyak.
“Kita harus membidik dari mana bisa mendongkrak perkembangan ekonomi suatu daerah, khususnya di Selatan. Biaya yang murah tetapi bisa menghasilkan pendapatan yang baik untuk daerah maupun masyarakat sekitar setiap hari,” tutur Jevernando.
Dirinya berharap, pembangunan akses jalan utama menuju Pantai Tipar kurang lebih sepanjang 14 kilometer bisa secepatnya diselesaikan. Pasalnya saat ini baru sekitar lima kilometer yang sudah dibeton dan segera bisa dilanjutkan kembali.
“Kita juga membutuhkan lebih banyak lagi pohon cemara udang, ketapang dan kelapa yang bisa tumbuh di pinggir pantai sehingga menjadi teduh serta wisatawan yang berkunjung bisa berlama-lama disisi pantai,” tandas Jevernando.(hyt)