Media, teknologi, dan bisnis
BBC, sebagai stasiun televisi dan radio besar yang dibentuk pada tahun 1922, pernah kehilangan audiens-nya secara signifikan. Ketika lanskap digital telah berevolusi, BBC yang saat itu masih sebagai media penyiaran tradisional kehilangan posisinya di kalangan audiens berusia 35 tahun ke bawah. Sementara Netflix, Apple, dan Youtube menjadi bintang baru.
Apakah itu ancaman atau justru peluang? Adakah cara yang lebih baik untuk melaporkan dan menyajikan berita untuk membuatnya lebih mudah diakses, menarik, dan relevan?
Mukul Devichand selaku Executive Editor BBC Voice + AI mengatakan, “audiens kaum muda adalah “North Star untuk organisasi media.”
Kemudian BBC menggelar survei pada kalangan usia di bawah 25 tahun. Selanjutnya, BBC mengembangkan format cerita digital yang inovatif untuk Generasi Z. Mereka bereksperimen dalam “membuat atomisasi” berita, mengembangkan layanan berita interaktif asisten suara.
Menyediakan berita-berita yang lebih personal yang dilakukan BBC, maupun UPPITY dan NEWNEEK sepertinya cukup berhasil mengamankan pelanggan mereka.
Era media sosial menggeser konsep kepercayaan menjadi pertanyaan. Saat berita-berita palsu semakin marak dan mudah tersebar, orang-orang kehilangan kepercayaan mereka pada sebuah informasi. Pendekatan secara personal kepada pembaca, dinilai bisa mengembalikan kepercayaan itu, setidaknya untuk sementara. Namun, sampai kapan?
Director Reuters Institute for the Study of Journalism, Rasmus Kleis Nielsen mengingatkan bahwa bisnis media saat ini sangat dan akan menjadi sulit.
Di Indonesia, bisik-bisik efisiensi karyawan di perusahaan media dan stasiun TV kembali terdengar lebih kencang akhir-akhir ini.
Organisasi media harus dapat membangun bisnis berita yang berkelanjutan dalam arus transformasi media digital, seluler, dan platform yang berubah secara radikal dan memungkinkan persaingan yang jauh lebih tinggi.
“Yang lama akan berjuang untuk beradaptasi, dan banyak pendatang baru yang lahir secara digital akan runtuh, tetapi mereka yang mampu menjangkau khalayak luas dan terutama mereka yang mampu secara efektif membedakan dan menawarkan produk berkualitas akan menemukan banyak peluang di depan, peluang untuk membangun bisnis berkelanjutan di seputar jurnalisme independen dan profesional,” papar Rasmus.