CIANJUR – Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman meminta setiap kelompok untuk tidak memperpanjang insiden dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN). Pasalnya insiden tersebut terjadi lantaran adanya kesalahpahaman.
Menurutnya, setelah ramainya insiden tersebut, Pemkab dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Cianjur menggelar mediasi di Pendopo Cianjur, dengan mempertemukan setiap pihak serta Ormas islam.
“Sebenarnya sudah dilakukan mediasi di Pendopo pada Kamis (24/10) sore. Di sana sudah jelaskan titik masalahnya dimana. Dan kami juga imbau untuk saling memaafkan dan tidak mempermasalahkan lagi. Adapun kesalahan diambil sebagai pembelajaran,” kata Herman, Jumat (25/10/2019).
Herman menjelaskan, memang terjadi kesalahpahaman, dimana beberapa oknum menertibkan bendera tauhid. Padahal sudah dijelaskan jika bendera tersebut boleh untuk dikibarkan dalam peringatan HSN.
“Yang tidak boleh itu ketika benderanya bertuliskan hitzbut Tahrir Indonesia (HTI). Mungkin hal tersebut tidak dipahami seluruhnya, hingga terjadi kesalahpahaman. Tapi sudah clear saat mediasi tersebut,” kata dia.
Kaitan adanya aksi, tutur Herman, pihaknya tidak melakukan larangan, sebab setiap orang berhak menyampaikan pendapat. Namun dia sudah mengingatkan dari awal agar aksi tersebut berjalan damai.
“Yang penting kan isi dari aksi itu tersampaikan. Kalau tetap ada aksi diharapkan berjalan damai,” kata dia. (bay/hyt)