JAKARTA – Ketua Dewan Syuro PKB KH Maman Imanulhaq mengatakan radikalisme yang berujung aksi terorisme telah mewabah dan menjadi musibah sehingga harus diberantas hingga akar-akarnya.
Menurut Maman, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (18/10/2019) paham-paham kekerasan itu telah masuk dalam berbagai aspek kehidupan dan profesi, dimana berbagai aksi teror pun mereka lakukan, baik “lone wolf” (sendirian) maupun teror bom bunuh diri.
Fakta ini menjadi bukti bahwa radikalisme dan terorisme telah menjadi ancaman nyata bagi kedamaian dan keutuhan NKRI, karena itu tidak ada jalan lain, radikalisme dan terorisme harus diberantas hingga ke akar-akarnya, katanya.
“Saya kira regulasi yang sudah ada seperti UU Nomor 5 Tahun 2018 tinggal dikuatkan dan diimplementasikan. Yang lebih penting lagi program pencegahan harus lebih massif, terencana, terprogram di masing-masing lembaga dan institusi,” ujar mantan anggota Komisi VIII DPR RI ini.
Selain itu, lanjut Maman, penindakan juga harus dilakukan secara tegas terhadap mereka yang terpapar radikalisme.
Menurut dia, pencegahan dan penindakan harus dilakukan karena para pengikut radikalisme dan terorisme juga terus melakukan upaya untuk menyebarkan paham dan ideologinya ke segala lapisan masyarakat.
“Pemerintah harus lebih tegas lagi. Saya sepakat pencegahan radikalisme itu penting dilakukan. BNPT harus melakukan upaya pencegahan mulai dari hilir sampai hulu. Begitu juga Polri harus intensif melakukan penindakan. Jangan memberikan celah sedikit pun paham dan ideologi kekerasan ada dan berkembang di Indonesia,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan Majalengka ini.
Menurut dia, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang mudah terpapar radikalisme, mulai dari ekonomi, sosial, pemahaman agama, dan lain-lain.
Untuk itu, lanjutnya, untuk mencegah radikalisme sampai ke akarnya, pendekatan secara ekonomi, pelibatan tokoh agama, organisasi kemasyarakatan, dan lain-lain.
Kiai Maman mengungkapkan kasus terakhir penusukan Menko Polhukam Jenderal (purn) Wiranto telah menyadarkan masyarakat bahwa paham atau ideologi radikalisme ini sudah masuk secara massif dan sistematis ke semua kalangan dan lapisan masyarakat.
Mulai dari pelajar, mahasiswa, dosen, birokrat, ASN, pesantren, bahkan Polri dan TNI pun juga sudah tersusupi paham-paham negatif tersebut.