JAKARTA – Isi pembicaraan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebelum pemilihan Ketua MPR RI akhirnya terungkap.
Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani menegaskan Prabowo meminta dirinya untuk tidak meneruskan pencalonan sebagai Ketua MPR.
“Pak Prabowo menyampaikan kepada Ibu Megawati tentang perlunya keseimbangan politik nasional,” kata Muzani usai Rapat Paripurna MPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (3/10).
Dikatakannya, Prabowo meminta Megawati kalau memungkinkan memberikan dukungan kepada kader Gerindra menjadi Ketua MPR RI periode 2019-2024.
Menurut dia, Megawati berterus terang bahwa agak sulit menolak permintaan Prabowo tersebut namun bagaimana cara menerimanya karena proses pemilihan Ketua MPR sudah berlangsung.
“Karena itu, Ibu Mega memohon pengertian Pak Prabowo agar bisa menerima proses ini dengan baik dan menjaga MPR dengan musyawarah untuk mufakat,” ujarnya.
Namun jelas Muzani, Megawati sepenuhnya menyerahkan keputusan itu kepada Prabowo dan Gerindra sebagai partai politik yang mandiri.
Pasca komunikasi tersebut, lanjut Muzani,Prabowo memanggil dirinya untuk meminta penjelasan peta fraksi-fraksi pemilihan calon Ketua MPR RI.
“Saya laporkan kepada beliau tentang hasil pembicaraan dengan partai-partai dalam lobi fraksi-fraksi MPR. Kemudian, saya bicara juga hasil pembicaraan dengan Amien Rais, dengan Zulkifli Hasan, PKS, Demokrat melalui Sekjen, saya bicarakan semua dan partai-partai semua,” katanya.
Akhirnya, Prabowo mengambil keputusan demi kepentingan lebih besar meminta Muzani tidak meneruskan proses pencalonan sebagai Ketua MPR RI. Alasannya, Prabowo tidak ingin MPR larut dalam kepentingan-kepentingan proses pencalonan Ketua MPR.
“MPR adalah salah satu alat perjuangan dan sebagai alat perjuangan tentu kita harus memandang ini sebagai alat mencapai tujuan sehingga beliau harapkan ada hal-hal lain yang lebih strategis yang akan kita capai nanti,” ujarnya.(ant/hyt)