Siswa dan Guru SMKN 1 Pacet Santuni Anak Yatim

Siswa dan Guru SMKN 1 Pacet Santuni Anak Yatim
SANTUNAN: Siswa dan Guru SMKN 1 Pacet memberikan santunan kepada ratusan anak yatim piatu pada perhelatan tablig akbar menyambut tahun baru Islam 1441 Hijriyah (FOTO: AYI SOPIANDI/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

CIANJUR – Ratusan anak yatim piatu dari lingkungan Kecamatan Pacet mendapatkan santunan dari para siswa bersama para guru SMKN 1 Pacet. Pemberian santunan tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan tablig akbar sebagai bentuk kepedulian kepada anak yatim dan menebarkan syiar Islam menyambut tahun baru Islam.
Kepala SMKN 1 Pacet Ida Yuniati Surtika menjelaskan bangga dengan adanya inisiatif para siswa dan para guru yang menyantuni anak yatim. Ada sebanyak 150 anak yatim yang disantuni mereka berasal dari masyarakat yang tak mampu di lingkungan sekitar SMKN 1 Pacet. Selain santunan menyambut tahun baru Islam diisi dengan tabligh akbar, sebagai bentuk syiar Islam.
“Alhamdulillah terkumpul bantuan untuk anak yatim piatu berupa uang dan bingkisan. Bantuan ini bersumber dari infak dan sodakoh para guru, dan siswa, rencana kegiatan amal ini akan dilakukan setiap tahunnya,” tuturnya.
Dijelaskannya melalui santunan anak yatim piatu ini para siswa diarahkan untuk lebih hemat. Namun mereka dengan kegiatan ini memperkuat akidah untuk lebih bermanfaat bagi dirinya untuk lingkungan sekitar.
“Santunan ini memiliki nilai positif untuk membangun pendidikan karakter. Sehingga saya mengajak para siswa untuk melangkah bersama saling berbagi dan semoga mereka bisa ikut membangun bangsa kedepan,” jelasnya.
Menurutnya dengan pembiasaan berbagi di kalangan para siswa ini dijadikan sebagai bentuk kepedulian sebagai umat Islam. Diakuinya para siswa sebagai generasi milenial harus memiliki inovasi dan dengan bekal akidah bisa memperjuangkan islam yang baik dan rahmatan lil alamin.
“Siswa diajak sodakoh kepada lingkungan sekitar masyarakat ini, demi membangun rasa kepedulian dan kebersamaan dengan anak yatim sejak dini. Seperti contohnya kita merasa iba melihat mereka, ada anak yang ditinggal yang ditinggal kedua orang tuanya saat usia dua bulan, dan diharapkan rasa kepeduliaan bisa terus dibangun,” tukasnya.(yis/sri)

0 Komentar