CIANJUR – Aksi perusakan dan vandalisme sampai saat ini masih saja terjadi, terlebih pada fasilitas umum. Kali ini aksi tersebut dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab terhadap tugu petunjuk nama jalan di Cianjur.
Terdapat tiga tugu petunjuk nama jalan pahlawan di Cianjur mengalami kerusakan parah dan bahkan sampai hilang. Ketiga tugu ppetunjuk nama jalan tersebut di antaranya Harun Kabir, Suroso, dan Adi Sucipta. Akibat aksi memalukan oknum warga itu, informasi sejarah yang tertulis di tugu tidak dapat lagi dibaca dan kondisi di sekitar jalan tersebut tidak lagi asri.
“Sebetulnya, kejadian ini bukan kali pertama,” ujar Abdul Basyith, Direktur Eksekutif Historika Indonesia.
Sebelumnya, Historika telah membuat surat protes kepada aparat keamanan dan pejabat terkait atas kerusakan tugu petunjuk nama jalan yang terjadi sekitar Agustus 2018.
“Salah satu prasasti yang kami bangun, dengan dukungan dari Kemendikbud dan Pemkab Cianjur, juga sempat di corat-coret. Namun, berhasil kami bersihkan kembali,” jelas Basyith.
Sebagai informasi, tugu petunjuk nama jalan di Cianjur dicetuskan oleh Historika Indonesia sebagai lembaga atau komunitas yang menerima dana hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2017 lalu. Ide atau inisiatif tersebut diawali oleh masih banyaknya warga yang belum tahu tentang pahlawan lokal yang namanya dijadikan sebagai nama jalan.
Padahal, tercatat dalam beberapa kesaksian para pelaku sejarah, tepatnya 1945-1949, Cianjur adalah salah satu tempat perlawanan para pejuang Indonesia yang esensial, dari ketika berhadapan dengan tentara Inggris, sampai saat melawan militer Belanda. Terdapat lebih dari 10 pertempuran yang terjadi di Cianjur, salah satunya Pertempuran Cisokan yang tercatat dalam dokumen tentara Inggris, Journal of the 8th, Gurkha Rifles Regimental Association (UK), No 16 (March 1993) dengan judul: ‘The Battle of Tjirandjang Gorge’.
Salah seorang pejuang Indonesia yang aktif melawan tentara Inggris antara 1945-1946 adalah Adi Sutjipta. Lokasi perjuangannya itu lalu dibuatkan tugu sebagai tanda telah terjadi pertempuran di sana.
Tugu penanda jalan pun diperuntukan Historika kepada Suroso, Harun Kabir, Tjitjih Wiarsih, Raden Arya Cikondang, dan Pangeran Hidayatullah. Mereka adalah pahlawan yang berasal dari Cianjur (kecuali Pangeran Hidayatullah, pahlawan asal Banjarmasin yang diasingkan ke Cianjur).