Terduga Pelaku Pembunuhan Mahasiswi IPB Ditangkap, Ini Kata Orang Tua Korban

Terduga Pelaku Pembunuhan Mahasiswi IPB Ditangkap, Ini Kata Orang Tua Korban
Endang Supendi (52) ditemani istrinya memperlihatkan foto Amelia saat ditemui di kediamannya, Jumat (2/8).
0 Komentar

CIANJUR – Endang Supendi (52), orang tua Amelia Ulfah Supandi (22), perempuan yang tewas tergeletak di tepi sawah di Kota Sukabumi, mendapatkan angin segar. Setelah lebih dari sepekan menunggu, Endang akhirnya mendapatkan kepastian bahwa pelaku pembunuhan anaknya sudah tertangkap polisi.
“Kalau memang sudah ditangkap tentu jadi kabar yang baik bagi keluarga,” kata dia saat ditemui di rumahnya.
Endang Supendi (52), mengaku belum mendapatkan informasi langsung dari pihak kepolisian. Namun pada Jumat (2/8) sore, dia mendapatkan informasi dari media online.
Dia mengaku sering melakukan komunikasi terkait perkembangan kasus kematian anaknya. Terakhir pihak kepolisian meminta keluarga untuk bersabar dan mendoakan agar polisi dimudahkan sehingga pelaku bisa secepatnya ditangkap.
“Kami tidak terus menanyakan takutnya malah mengganggu proses penyelidikan oleh pihak kepolisian. Kami mempercayakan sepenuhnya pada mereka (polisi). Tapi kalau seperti yang ditemukannya tas di Gekbrong mereka konfirmasi, dan memang itu barang-barang milik Amel. Selebihnya kami tahu perkembangan dari media massa,” kata dia.
Dia juga berterimakasih kepada pihak kepolisian apabila para pelaku pembunuhan anaknya memang sudah tertangkap. Untuk proses hukum, dia akan menyerahkan seluruhnya pada kepolisian dan pihak berwenang lainnya.
“Bravo Polri, jika memang sudah terungkap dan pelakunya diamankan. Keluarga sangat berterimakasih. Kami akan serahkan pada proses hukum, tidak akan main hakim sendiri, karena ini negara hukum. Tapi kami berharap pelaku dihukum setimpal, sesuai dengan perbuatannya,” kata dia.
Endang menambahkan, keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Amel dan tidak menaruh dendam pada pelaku. Meski sudah memaafkan perbuatan pelaku, proses hukum akan terus berlanjut sebagai bentuk pertanggungjawaban atas perbuatan pelaku yang sudah menghilangkan nyawa seseorang.
“Kami juga manusia normal, pasti sempat ada sedih dan marah, tapi mungkin dari kejadian ini kami harus belajar ikhlas, ridho, dan bisa memaafkan. Tapi untuk sisi hukum harus terus berlanjut,” kata dia.
Dia juga berharap keluarga dari pelaku tidak menjadi sasaran dari hukuman sosial warga, sebab tindakan tersebut murni dilakukan oleh pribadi pelaku.
“Jangan sampai keluarga pelaku yang menjadi korban juga, baik sanksi sosial atau ada sikap lain dari warga. Biar pelaku yang bertanggungjawab, jangan membawa keluarga. Ini saya sampaikan, karena memang banyak pihak yang peduli terhadap kasus ini. Saya khawatir keluarga pelaku jadi korban sosial juga, saya tidak mau. Makanya sudah serahkan pada pihak kepolisian dann aparat penegak hukum lainnya,” tutur dia.(bay)

0 Komentar