CIANJUR – Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, mencatat daerah yang terdampak bencana kekeringan terus bertambah, bahkan saat ini sudah ada 76 Desa dari 13 Kecamatan mengalami kekeringan.
Sekertaris BPBD Cianjur, Sugeng Supriyatno, mengatakan, akibat kekeringan tersebut sebanyak 14.399 jiwa membutuhkan pasokan air bersih untuk dikonsumsi atau untuk keperluan sehari-hari.
“Kemungkinan daerah yang terdampak bencana akan terus bertambah, karena kemungkinan dalam waktu dekat menjadi puncak dari musim kemarau,” kata dia kepada wartawan, Selasa (16/7).
Menurutnya, puluhan desa tersebut selain membutukan pasokan air bersih, mereka juga memerlukan sumur bor, bak penambungan air, selang, toren, dan pompa air.
“Saat ini baru sebagian wilayah yang sudah mendapatkan bantuan dari kami, yaitu berupa mesim pompa air, selang, dan toren, untuk bantuan yang lain akan segera menyusul setelah rapat dengan OPD terkait,” kata Sugeng
Selain itu kata dia, seluas 3.853 hektar lahan perkebunan terkena dampak dari bencana kekeringan. Sementara ini lahan yang paling banyak terdampak yaitu terjadi dikecamatan Agrabinta yaitu seluas 1.595.
“Dari seluas 3.853 hektar lahan yang terdampak tersebut paling banyak terjadi di Cianjur selatan, setidaknya ada sekitar ratusan hektar lahan disetiap kecamatannya. Sementara ini untuk Cianjur utara baru terjadi di Cikalongkulon seluas 705 hektar,” katanya
Sugeng menambahkan, sementara ini untuk wilayah lainnya Cianjur, seperti Cianjur kota, Cianjur timur belum menerima laporan adanya dampak kekeringan, namun untuk memastikan Ia akan memerintahkan jajarnya untuk meninjau ke sejumlah lokasi.(bay/sri)
Kekeringan di Cianjur Meluas, Sudah 76 Desa Terdampak

