Hari Pertama Masuk Sekolah, Herman Antarkan Anak Yatim

Hari Pertama Masuk Sekolah, Herman Antarkan Anak Yatim
NGABASO: Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman meluangkan waktu untuk mengantarkan salah satu anak yatim berangkat sekolah di hari pertama masuk sekolah. (FOTO; IKBAL SELAMET/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

CIANJUR – Hari pertama masuk sekolah,Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman mengantarkan seorang anak yatim bersekolah, Senin (15/7) pagi. Fauzan Gozali (12) anak dari pasangan Tosin Gozali (almarhum) dan Ida Royadi siswa kelas VI di SDN Ibu Dewi 6 itu berkesempatan diantar langsung oleh orang nomor satu di Cianjur itu.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, agenda mengantar siswa dilakukannya setiap hari pertama sekolah pasca libur panjang pergantian semester atau tahun ajaran baru. Para orangtua siswa pun diimbau untuk mengantar anaknya ke sekolah selama sepekan ke depan.
“Ini juga selaras dengan program Pemprov Jabar yaitu Ngabaso atau Ngabring Ka Sakola. Dimana anak-anak secara beramai-ramai berangkat sekolah serta diantar oleh orangtuanya,” kata dia saat ditemui usai mengantar siswa.
Menurutnya, kegiatan mengantar anak ke sekolah di hari pertama bakal menjadi motivasi dan menambah semangat siswa untuk belajar, lantaran mereka merasa ada dukungan dari orangtua dalam menimba ilmu.
“Makanya saya harap tidak hanya di hari pertama, tapi selama sepekan pertama ini anak diantar ke sekolah,” kata dia.
Pemandangan kegiatan mengantar anak ke sekolah juga terlihat di SDN Siti Jenab I di Jalan Perintis Kemerdekaan. Tampak para orangtua, terutama dari siswa kelas 1 mengantar anaknya. Beberapa di antaranya terlihat masih tidak ingin jauh dari orangtua, bahkan saat upacara dan pemberian pembinaan pun beberapa anak keluar dari barisan dan memeluk orangtuanya.
Kepala SDN Siti Jenab 1, Euis Ratnawati, mengatakan, pihaknya memang juga memberikan imbauan kepada orangtua siswa untuk mengantar anaknya ke sekolah, terlebih anak didik baru di kelas I. “Jadi ini sekaligus silaturahmi juga antara guru dan orangtua siswa,” kata dia.
Menurutnya, meski masih banyak siswa yang bergantung dengan keberadaan orangtuanya untuk mendampingi, pihaknya tidak memperbolehkan orangtua untuk berada di ruang kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal itu dilakukan untuk menerapkan kemandirian pada siswa.
“Silakan mengantar, tapi cukup hingga pintu kelas, sedangkan ke dalam kelas apalagi saat kegiatan belajar itu sudah harus steril. Sehingga para siswa kelas I ini terbiasa mandiri dalam belajar,” kata dia.(bay)

0 Komentar