CIANJUR – Pelaku usaha restoran, hotel dan jasa pariwisata di Kabupaten Cianjur mendesak pemerintah pusat untuk segera merealisasikan pembangunan jalur alternatif, baik Jalur Puncak II ataupun jalan tol Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung (Bosuciba).
Hal itu dilakukan agar roda perekonomian dari sektor pariwisata dan sektor penunjang lainnya bisa kembali tumbuh. Mengingat sejak beberapa tahun terakhir ekonomi pariwisata Cianjur merosot.
Janji Presiden RI Joko Widodo saat melakukan kegiatan kenegaraan beberapa waktu lalu dengan meresmikan Taman Alun-alun Cianjur, sempat terucap akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol yang menghubungkan sejumlah wilayah di Jabar termasuk Cianjur dan akan membuka akses Jalur Puncak II yang sempat terkendala beberapa sebagai solusi kemacetan di jalur utama Puncak.
Ucapan orang nomor satu di negeri ini yang kembali terpilih sebagai Pressiden RI untuk kedua kalinya itu, merupakan angin segar bagi seluruh lapisan di wilayah utara Cianjur tepatnya di tiga kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor yang merupakan wilayah penyangga Jakarta sebagai ibu kota, untuk mengembalikan wilayah tersebtu sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) tertinggi.
Sebab sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang, roda perekonomian di wilayah utara Cianjur itu, seperti mati suri. Bahkan selang beberapa tahun sejumlah hotel dan rumah makan terpaksa gulung tikar karena tingkat kunjungan menurun tajam.
Pendatang atau wisatawan memilih untuk berlibur ke Bandung atau wilayah lain karena macet total yang kerap terjadi di Jalur utama Puncak-Bogor membuat jarak tempuh untuk sampai ke wilayah Cipanas menjadi lama.
“Dibukanya Tol Cipularang sejak tahun 2005, membuat akses menuju kota dan kabupaten lain di Jabar lebih mudah, sehingga Jalur Puncak tidak lagi menjadi idola para wisatawan baik lokal maupun mancanegara karena macet panjang yang selalu terjadi, bukan hanya pada akhir pekan termasuk hari kerja,” kata Lidyana Maswir pelaku usaha rumah makan terbesar di Kawasan Pacet-Cipanas.
Dia menuturkan, tidak adanya jalur alternatif yang dapat memudahkan pendatang untuk sampai ke wilayah Puncak-Cianjur, membuat roda perekonomian tersendat bahkan mengalami penurunan yang signifikan setiap tahunnya.