CIANJUR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur membentuk relawan tangguh kebencanaan di tingkat desa. Hal tersebut merupakan upaya Pemkab Cianjur untuk menciptakan warga siap dengan bencana dan meminimalisir dampak bencana yang terjadi.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, Cianjur ini merupakan daerah yang tingkat kerawanan bencananya cukup tinggi. Sehingga pembentukan tim relawan kebencaan tersebut dinilai perlu untuk mencegah terjadinya dampak yang besar ketika terjadi bencana apapun, baik di musim hujan atuapun kemarau.
Dengan begitu, lanjut dia, akan tercipta sinegritas, antar elemen yang ada terhadap penanganan bencana, baik dalam kesiapsiagaan ataupun pasca bencana mulai dari tingkat Pemkab hingga desa.
“Saat ini baru relawan yang dibentuk baru di 90 desa dari 16 kecamatan. Tapi diupayakan dalam waktu dekat sudah terbentuk relawan tangguh bencana ini di 360 desa/kelurahan di 32 kecamatan se-Kabupaten Cianjur,” kata dia.
Herman mengatakan, setelah pembentukan relawan di setiap desa sudah dilakukan, Pemkab berencana menambah jumlah relawan di setiap desa dari yang semula satu orang menjadi lima orang per desa.
“Untuk sementara satu orang dulu, disesuaikan dengan kesiapan pembinaan dan anggaran yang diberikan untuk pemberian insentif,” kata dia.
Menurutnya, Pemkab akan menberikan insentif sebesar Rp 100 ribu per sebulan kepada relawan tersebut. Rencananya pemberian insentif itu akan dimasukkan dalam perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019.
“Karena pekerjaan mereka cukup berat, jadi para relawan itu berhak mendapatkan insentif. Mereka ditugas untuk mengidentifikasi situasi kebencanaa di daerahnya masing-masing, dan mensosialisasikan kesiap siaga bencana pada saat pra bencana kepada masyrakat,” ucap dia
Pihaknya pun berharap dengan terbentuknya tim relawan tangguh kebencanaan itu masyarakat dan elemen terutama Pemkab Cianjur akan dapat lebih siap dalam menangulangi bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Dodi Permadi melalui Sekretaris BPBD, Sugeng Supriyatno, mengatakan, BPBD sesuai dengan arahan dari kepala daerah bukan lagi berfokus pada penanggulangan tapi lebih pada pencegahan. Oleh karena itu diperlukan personel yang lebih banyak lagi.
“Kalau penanganan itu biayanya akan lebih besar, sedangkan jika pencegahan dan kesiapsiagaan bencana biayanya akan lebih kecil. Sehingga diperlukan relawan yang lebih banyak. Nanti mereka yang menjadi kepanjangan tangan dalam meningkatkan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi kebencanaan,” kata dia.