CIANJUR – DPC Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Pembaharuan menyebutkan jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Cianjur di Timur Tengah masih banyak, terlebih yang menggunakan jalur nonformal atau ilegal.
Ketua DPC Astakira P Kabupaten Cianjur, Ali Hildan, menyebutkan masih banyaknya PMI yang bekerja di Timur Tengah bisa dilihat dari tingginya pengiriman uang melalui wesel yang sudah mencapai Rp 97 miliar di pekan ketiga Ramadan dan diperkirakan bisa lebih dari Rp 110 miliar hingga akhir bulan suci tersebut.
Padahal, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cianjur mengklaim jika tingkat pemberangkatan PMI ke Timur Tengah sudah sedikit, mengingat adanya moratorium PMI.
“Pada kenyataannya masih sangat banyak, dan harusnya Pemkab mengakui itu. Masih banyak yang berangkat secara ilegal atau nonformal, angka pengiriman wesel dari Timur Tengah yang capai 75 persen dari total kiriman itu sudah bisa menjadi pembuktian,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Sealsa (28/5).
Menurutnya, untuk pencegahan dan antisipasi pemberangkatan PMI secara ileghal bisa dilakukan dengan memperketat pembuatan dokumen di imigrasi, karena salah satu persyaratan itu paspor. “Yang lebih miris lagi itu ada yang menggunakan paspor bekas yang masih aktif,” kata dia.
Selain itu, Pemkab juga harus melakukan langkah lain dengan menindak para sponsor nakal yang memberangkatkan PMI secara ilegal.
“Disnaker pun harus bekerja cepat dalam penanganan atau pencegahan PMI yang berangkan secara nonprosedural. Jangan menunggu, tapi harus jemput bola, mulai dari advokasi hingga pemulangan,” kata dia.
Perlu diketahui, Kantor Pos Cianjur mencatat kiriman uang dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui wesel sudah mencapai Rp 97 miliar. Diperkirakan jumlah kiriman selama Ramadan tahun ini bisa melampaui total kiriman uang tahun lalu sebanyak Rp 113 miliar, mengingat masih ada waktu hingga sepekan menjelang lebaran.
Kepala kantor Pos Cianjur, Deni Ahmad Zaenudin, mengatakan, dalam sehari jumlah transaksi wesel se-Kabupaten Cianjur mencapai rata-rata 1.000 transaksi per hari, dengan nilai uang mencapai lebih kurang Rp 5 miliar.
“Sejak awal Ramadan hingga pekan ketiga ini tercatat ada 21.509 transaksi dengan jumlah nilai Rp 97 miliar. Kalau tahun lalu selama sebulan itu tercatat ada 25.454 transaksi dengan nilai uang Rp 113 miliar,” kata dia.