Oleh karena itu, menurut Mario, para pengguna medsos boleh saja menggunakan VPN secara terbatas, tidak menjadikan suatu kebiasaan atau dipasang untuk waktu yang panjang. Anak-anak mereka pun harus lebih diawasi jika menginstal VPN di telepon seluler nya, supaya tidak membuka situs yang dilarang untuk anak.
Sementara itu, tambah dia, pemerintah juga seharusnya tidak mengambil langkah yang kurang tepat, meskipun dengan tujuan yang baik supaya tidak terjadi penyebaran hoax melalui media sosial.
“Bisa dicarikan upaya lain ke depannya, seperti medsos itu hanya boleh dimiliki satu dengan identitas asli. Atau pun bisa dicarikan solusi lain. Mengingat pembatasan tersebut malah jadi bumerang yang merugikan, warga jadi menggunakan VPN, akses situs terblokir bisa kembali dibuka, dan anggaran yang dikucurkan dalam pemblokiran menjadi percuma,” pungkasnya.(bay/sri)