PJKR Unsur Gelar Workshop Pelajaran Penjas Disabilitas

0 Komentar

CIANJUR – Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Universitas Suryakancana (Unsur) adakan workshop pelajaran penjas disabilitas di era revolusi industri 4.0, di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bina Asih Cianjur, belum lama ini.
Sebelumnya para mahasiswa Penjas Unsur turun langsung ke lapangan untuk memberikan pelajaran kepada para siswa yang memiliki keterbatasan di SLB Bina Asih Cianjur.
Mahasisi tingkat 4 B Penjas Unsur, Dhea Rizki Ramdaniati, mengatakan, workshop tersebut adalah laporan akhir di pelajaran disabilitas, yakni pelajarn olahraga dan keterampilan.
“Sebelumnya dosen kami menyuruh kami untuk datang dan ngajar langsung turun ke SLB di waktu jam kuliah. Kami jelaskan dulu ke teman-teman kami bahwa mengajar SLB itu begini-begini, kalau ngajar disabilitas itu begini-begini,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Minggu (5/5).
Dhea menjelaskan, untuk sekolah yang dipakai pembelajar ada 6 sekolah SLB yang ada di Cianjur, yang salah satunya SLB Bina Asih. Di SLB Bina Asih ada kelas A tuna rungu, kelas B tuna wicara dan kelas D tuna grahita ringan akut dan yang Down Syndrome.
“Tujuannya untuk membuat anak-anak itu bisa diterima di masyarakat, agar mereka itu timbul kepercayaan diri dan tidak disisihkan oleh masyarakat yang lain, kemudian kami cari titik bakat mereka, kebetulan kami di olahraga makannya kami gali di olahraga,” ungkapnya.
Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut bisa membantu mereka agar timbul rasa kepercayaan diri, mengasah bakat-bakat mereka di bidang olahraga, dan di luar olahraga seperti kreatifitas yang lain, contohnya membuat kesenian dari barang-barang yang tidak terpakai.
“Untuk mahasiswa kegiaan bisa tetap dijalankan, karena kami kan di didik jadi guru, jadi guru itu tidak harus di tempatkan di tempat sekolah yang normal saja, tetapi kami juga harus membantu anak-anak yang tidak normal tadi. Kalau ngajar di SLB itu banyak hal banget karena sangat spesial dan perlu ekstra sabar, makannya ada senangnya, ada sedihnya, karena karakter anak-anak itu sangat berbeda-beda,” pungkasnya (job3/sri).

0 Komentar