Menjelang Ramadan, Sejumlah Harga Pangan Mengalami Kenaikan

0 Komentar

CIANJUR – Sejumlah komoditas bahan pokok, terutama untuk daging ayam di Kabupaten Cianjur mulai mengalami kenaikan. Bahkan diperkirakan lonjakan harga bakal lebih tinggi saat sehari atau dua hari menjelang Ramadan.
Hal itu terungkap saat satgas pangan dari Polres, Kodim 0608 dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Cianjur melakukan sidak di Pasar Muka dan Pasar Induk Pasirhayam, Senin (29/4).
Daging ayam potong misalnya, dari harga semula Rp 30 ribu per kilogram, kini sudah naik dua kali selama dua pekan terakhir hingga mencapai Rp 34 ribu sampai Rp 35 ribu per kilogram.
“Dua minggu lalu masih Rp 30 ribu, kemudian naik jadi Rp 32 ribu per kilogram. Baru kemarin naik lagi jadi Rp 34 ribu per kilogram, ada juga yang jual lebih dari harga tersebut,” ujar Ayi Dedi (51) salah seorang pedagang ayam di PIP.
Menurutnya, harga daging ayam kemungkinan akan terus naik hingga H-1 Ramadan, bahkan kenaikannya akan lebih signifikan ketika mendekati Hari Raya Idul Fitri.
“Kalau munggahan itu bisa sampai Rp 38 ribu per kilogram, sedangkan menjelang Idul Fitri bisa lebih dari Rp 40 ribu atau bahkan Rp 45 ribu per kilogram. Kenaikannya memang cepat, dan turunnya (harga, red) itu akan lama,” jelasnya.
Dia mengatakan, kenaikan tersebut diakibatkan kanaikan di tingkat peternak dan distributor. Harga ayam hidup, ungkap Ayi saat ini sudah di angka Rp 24 ribu per kilogram. Nilai tersebut belum ditambah dengan biaya potong, angkut, dan lainnya.
“Itu harga dari distributor atau bandar, sampai ke pedagang hanya terjadi kenaikan kecil. Jadi sebenarnya kalau pedagang hanya sedikit ambil untung, kalau mau besar nanti sudah menjual karena harganya terlalu mahal,” kata dia.
Untuk menjelang hari raya, tambah Ayi, kenaikan akan lebih tinggi karena pasokan daging ayam potong yang terbatas sedangkan permintaan masih tinggi. Tidak jarang juga dia mendapatkan pasokan ayam dengan ukuran kecil.
“Makanya bisa sampai lebih dari Rp 45 ribu, karena stoknya tidak ada. Kami harap pemerintah bisa mencarikan solusi untuk masalah harga dan stok ini. Kalau dari pedagang sendiri inginnya harga murah, sebab lebih banyak terjual. Percuma harga tinggi tapi pembeli sedikit,” kata dia.

0 Komentar