CIANJUR – Sudah enam orang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di enam wilayah berbeda di Kabupaten Cianjur meninggal dunia dan beberapa orang dirawat. Penyebabnya, diduga kelelahan usai melaksanakan setiap tahapan Pemilu 2019.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Cianjur Ekspres, enam petugas KPPS yang meninggal yakni Somantri (51) Ketua KPPS di TPS 1 Cipandak, Kertajadi, Kecamatan Cidaun meninggal dunia, Jumat (19/4) petang.
Kemudian Hadiat (Petugas TPS 10 Desa Cibulakan Kecamatan Cugenang), Sutaryat (Petugas TPS 08 Desa Margasari Kecamatan Naringgul), Tisna Sasmita (Petugas TPS 13 Desa Hegarmanas Kecamatan Karangtengah), dan Afan (60) petugas KPPS Desa Gudang Kecamatan Cikalongkulon serta Enyang, Petugas KPPS di TPS 15 Desa Sukamulya, Kecamatan Warungkondang.
Sementara itu, petugas KPPS yang tengah menjalani perawatan, yakni Harun Arasid yang bertugas di TPS 19 Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang dan Wawan Setiawan yang bertugas di TPS 3, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang.
Mereka sebelumnya sama-sama mengeluhkan pusing setelah proses pencoblosan dan penghitungan suara, hingga akhirnya sempat dirawat di rumah sakit dan puskesmas. Namun, kondisi kesehatan yang terus menurun membuat mereka meninggal dunia beberapa hari setelah dirawat.
Laela Nurhayati (38) adik dari Hadiat, mengatakan, pada hari pelaksanaan kakaknya tersebut sudah mengeluhkan pusing, lantaran sejak dua hari sebelumnya kurang istirahat.
“Terlihatnya memang tidak kenapa-kenapa, tapi pas pagi hari sewaktu hendak pencoblosan sempat mengeluh pusing. Karena harus bertugas lagi, kakak saya langsung ke TPS, kondisinya belum makan juga,” kata dia.
Pada siangnya, lanjut dia, Hadiat kembali mengeluhkan pusing namun tetap berjaga di PTS lantaran pencoblosan masih berlangsung. Baru sore harinya korban pulang dan langsung meminta untuk dipijat.
“Saat itu mulai terlihat lemas, mungkin karena kelelahan. Tapi kondisinya memang terus melemah, hingga besoknya keluarga membawa dia ke rumah sakit,” jelasnya.
Menurutnya, selama di rumah sakit, kondisi kesehatan Hadiat tidak menunjukan perkembangan, bahkan cenderung terus memburuk. Hingga akhirnya, setelah lima hari dirawat, tepatnya pada Senin (22/4) siang sekitar pukul 11.30 Wib, korban meninggal dunia.
“Keluarga langsung membawa jenazah ke rumah untuk dimakamkan di pemakaman umum, tidak jauh dari rumahnya,” tuturnya.