Stabilkan Harga dan Stok, BI Bersama IPB dan Pemkab Cianjur Lakukan Mou Cluster Cabai

0 Komentar

BI Jabar Buat MoU Klaster Cabai dengan Pemkab
CIANJUR – Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat membuat nota kesepakatan dengan Institute Pernaian Bogor (IPB) dan Pemerintah Kabupaten Cianjur untuk pembentukan cluster cabai. Hal itu dilakukan untuk menstabilkan harga dan ketersediaan stok.
Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi, Pribadi Santoso, mengatakan, penandatanganan nota kesepakatan tersebut dilakukan untuk peningkatan ketahanan pangan, dengan diarahkan pada komoditas yang mendukung, disesuaikan pada kebutuhan dan ketersediaan di setiap daerah.
Menurutnya cabai dipilih untuk pembentukan klaster di Cianjur lantaran menjadi salah satu komoditi sayuran yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Hal itu juga kerap membuat cabai mengalami infrasi dan tidak stabil dalam harga.
“Jawa barat ini tercatat menjadi produsen cabai terbesar di Indonesia, salah satu daerah penghasil cabai ialah Cianjur,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Senin (1/4).
Oleh karena itu, lanjut dia, BI Perwakilan Jabar berupaya agar kebutuhan cabai tersebut tetap terpenuhi dengan pembuatan klaster di Cianjur. Dengan harapan, harga bisa stabil jika kebutuhan nasional, tercukupi.
“Jadi upayanya bagaimana harga cabai itu bisa stabil, tidak terlalu murah saat panen raya dan tidak terlalu mahal karena stok kurang,” kata dia.
Menurutnya, IPB pun dirangkul agar teknologi pertanian bisa diterapkan dalam produksinya. Dengan begitu, tidak hanya dari segi kuantitas, namun kualitas cabainya pun bisa optimal.
Tetapi, dia juga mengakui, ada beberapa kendala dalam pelaksanannya nanti, di antaranya masih ada petani yang menanam dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, BI akan berupaya mengelompokan mereka supaya bisa berkelompok.
“Ke depannya kalau bisa dibuatkan koperasi, sehingga dalam penjualan bisa lebih mudah. Negosiasi dengan buyer pun lebih optimal,” kata dia.
Setelah sukses dalam produksi, lanjut dia, pihaknya akan mengupayakan pemasaran melalui e-commerce. Dengan begitu, petani tidak perlu lagi mencari konsumen, namun secara otomatis konsumen yang mencari langsung hasil dari petani.
“Pasti nanti arahnya ke sana,” pungkasnya.(bay/red)

0 Komentar